Pernikahan Chu Fei Yang

1526 Kata
Cao Xiao benar-benar tidak mengharapkan bahwa Chu Fei Yang beberapa hari yang lalu itu menyatakan perasaannya padanya bisa menjadi begitu berani dan meminta pernikahan pada kaisar Xian. Tapi Cao Xiao juga sepenuhnya menyadari bahwa sekarang bukan waktunya untuk bicara, jadi dia hanya diam dan mengamati situasi. Sementara itu permaisuri Xianmu mengalihkan pandangannya yang semula berada di Chu Fei Yang menuju ke kakak tertuanya. Permaisuri Xianmu bisa melihat bahagiamana terkejutnya Cao Xiao ketika mendengar permintaan Chu Fei Yang ini begitu mendadak. Sementara itu Cao Hua yang berada di samping Cao Xiao hanya bisa menutup mulutnya menggunakan kipas yang di pegangnya sedari tadi sambil melihat ke arah Chu Fei Yang. Reaksi berbeda di tunjukkan oleh Cao Cao, wajahnya mulanya hanya menunjukkan rasa heran dan terkejut. Tapi setelah ia mempelajari situasi ini, Cao Cao segera tersenyum bahagia. Bahkan dalam waktu yang singkat ini, ia sudah bisa menafsirkan keuntungan yang akan diperolehnya dan fraksi barat ketika ia menikahkan Cao Xiao dengan keluarga Chu yang amat sangat berpengaruh dan ternama. Kaisar Xian menatap Chu Fei Yang dengan sungguh-sungguh sebelum ia berkata, “Pernikahan ini bukanlah hal yang sederhana. Tapi karena Chu Fei Yang sudah membicarakannya, maka mari kita dengar pendapat dari pejabat Chu selaku ayah dari Chu Xiang.” Pejabat Chu yang hari ini resmi pensiun dari jabatannya itu tidak bisa berkata banyak. Sejak putra sulungnya itu berbicara, ia sudah menganalisis segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Sesungguhnya tidak akan ada kerugian yang akan diterima oleh keluarga Chu ketika Chu Fei Yang menikahi Cao Xiao, sebaliknya keluarga Chu yang memang sedari awal sudah sangat terpandang akan menjadi bertambah kuat ketika semua orang mengetahui bahwa mertua Chu Fei Yang adalah ayah mertua kaisar yang juga menjabat sebagai ketua fraksi barat. Jadi tuan Chu hanya berbicara, “Hamba hanyalah orangtua, selama ini Fei Fei tidak meminta apa-apa dari orangtua ini. Ia bahkan sekarang menjadi seorang yang ahli dalam medis, selain itu karena bakat dan kecerdasan putraku ini juga ia sekarang bisa menjadi menteri kesehatan. Orangtua ini tidak bisa membantu tapi hanya bisa memberikan restu.” Chu Fei Yang tersenyum dan mengangguk ke ayahnya ketika ia sudah mengantungi satu restu. Maka kaisar Xian kini memindahkan tatapannya dari pejabat Chu ke ketua fraksi barat, Cao Cao. Kaisar Xian juga bertanya hal yang sama dan tanpa menunggu waktu yang lama, Cao Cao sudah memberikan pendapatnya, “Pernikahan ini sangatlah mulia karena telah di atur oleh putra surga yang mulia kaisar. Tentu saja hamba juga hanya bisa memberi restu. Selain itu hamba benar-benar bersyukur karena Chu Xiang adalah pemuda yang baik.” Kaisar Xian mengangguk ketika ia mendengar jawaban ketua fraksi barat itu. Tatapan orang-orang di aula istana kini tertuju pada satu gadis, orang itu adalah Cao Xiao. Sebagai wanita yang di cap beruntung karena bisa mendapatkan hati seorang tuan muda kaya raya yang tampan nan cerdas, Cao Xiao hanya bisa bersikap tenang. Permaisuri Xianmu akhirnya membuka suara ketika ia sudah diam selama beberapa saat, “Maafkan permaisuri ini karena telah mendahului kaisar dalam berbicara. Tapi izinkan aku untuk mengatakan sesuatu.” Kaisar Xian tersenyum dan mengangguk pada permaisuri Xianmu seraya memberikan persetujuannya. Permaisuri dengan lembut tersenyum dan mengarahkan pandangannya pada Cao Xiao, “Kakak tertua adalah wanita yang baik. Sejak kecil aku selalu mengaguminya, ia selalu bisa menjagaku dan Xiao Hua. Selain sebagai kakak yang baik, ia juga adalah putri yang penurut. Tapi aku yakin, kali ini ayah akan setuju denganku. Aku ingin kakak menyampaikan pendapat kakak sendiri terlepas dari aku dan ayah. Silahkan kakak yang memutuskan, apa kakak akan menerima lamaran tuan muda Chu ini atau tidak.” Cao Cao sedikit muram ketika ia mendengar putri keduanya itu berbicara. Cao Xiao bisa saja langsung mengiyakan lamaran itu, tapi sepertinya ucapan permaisuri Xianmu itu membuat semuanya menjadi sulit. Cao Xiao tetap tenang ketika ia mendengarkan adiknya itu, tatapannya kini beralik ke sosok Chu Fei Yang yang masih dengan setia menunggu jawabannya. Cao Xiao kemudian membungkuk ke arah permaisuri Xianmu dan kaisar Xian, “Terimakasih atas nasihat dari yang mulia permaisuri Xianmu. Dan karena yang mulia kaisar Xian telah memberikan restu, begitu pula dengan kedua orangtua kami. Maka, Cao Xiao akan dengan senang hati menerima lamaran tuan muda Chu.” Ekspresi puas terlihat dari wajah Chu Fei Yang, ia sudah terlihat seperti akan berteriak dan melompat karena bahagia, tapi ia sebisa mungkin menahannya. Sementara itu Cao Cao dan pejabat Chu juga tampak senang, begitu pula dengan kaisar dan permaisuri. Namun, wajah murung di tunjukkan oleh anggota fraksi timur, mereka menyadari bahwa dengan adanya pernikahan ini, maka kekuatan fraksi barat akan semakin mustahil untuk disaingi. Selain anggota fraksi timur, para anak gadis dan tuan muda yang mengidolakan Chu Fei Yang dan Cao Xiao juga terlihat patah hati. Mereka harus gigit jari ketika mendengar bahwa gadis pujaan ibu kota dan pemuda tampan yang amat sangat popular harus lenyap. “Silahkan nona Cao Xiao maju untuk menerima dekrit kekaisaran.” Kasim Li berbicara. Chu Fei Yang dengan jantan menjemput Cao Xiao yang duduk di barisan ketiga itu. Semua mata yang melihat adegan ini tidak hanya diselimuti rasa iri tapi kagum. Mereka menyayangkan Chu Fei Yang yang mereka idolakan itu harus jatuh ke tangan putri tertua keluarga Cao. Cao Xiao dan Chu Fei Yang kini telah berada di tengah-tengah aula. Chu Fei Yang mengedipkan mata kirinya ke arah kaisar Xian. Sementara itu kaisar Xian yang menatap Chu Fei Yang segera menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengepalkan tinjunya. “Tuan muda Chu dan nona Cao silahkan menerima dekrit.” Ujar kasim Li seraya membuka gulungan kertas itu. Chu Fei Yang dan Cao Xiao berlutut di hadapan kaisar Xian dan permaisuri Xianmu. Mereka mendengarkan dengan seksama isi dekrit kaisar yang sudah selesai ditulis oleh sekretaris kaisar, “Dengan ini, kaisar berdasarkan dekrit kaisar Xian menetukan bahwa pada tanggal lima bulan ke delapan menganugerahkan pernikahan kepada tuan muda Chu Fei Yang dari Chu Fu dengan nona Cao Xiao dari Cao Fu. Pernikahan akan dilaksanakan pada tanggal satu bulan ke Sembilan.” Satu Minggu yang lalu… Chu Fei Yang rupanya sudah secara diam-diam meminta pada kaisar Xian untuk menjadwalkan tanggal pernikahannya. Kaisar Xian awal mulanya ragu-ragu untuk menyetujui permintaan konyol adik sepupunya itu. Tapi Chu Fei Yang sudah menunjukkan kepercayaan dirinya bahwa lamarannya akan diterima. Maka dengan berat hati kaisar Xian menentukan tanggal pernikahan itu. “Kalau Cao Cao atau nona Cao menolak lamaranmu, jangan memintaku untuk memberikanmu racun. Jangan bunuh diri di istana.” Ujar kaisar secara acuh tak acuh sementara tangannya sibuk menulis dekrit. Chu Fei Yang menunjukkan kestiannya dengan menuangkan teh bunga osmanthus di cangkir porselen milik kaisar, “Aiya, aku benar-benar yakin aku akan menikahinya.” Ketika semua tamu undangan telah meninggalkan aula istana, Chu Fei Yang sudah berdiri di depan pintu masuk aula dengan kedua lengannya terlipat di atas dadanya, sementara itu matanya tertutup dan aura menawan terpancarkan dari dirinya. Para gadis yang melihat Chu fei Yang ini sekali lagi tidak bisa tidak terpesona. Tetapi karena mengetahui bahwa Chu Fei Yang sudah memiliki calon istri, maka mereka hanya bisa lewat begitu saja. Cao Xiao dan Cao Hua baru saja akan melangkah keluar sebelum akhirnya Chu Fei Yang memanggil mereka. “Nona Cao, bisa aku meminta waktumu sebentar.” Ujar Chu Fei Yang. Cao Hua yang melihat ini segera berjalan menjauh dengan senyuman meledek, sementara Cao Xiao bersama salah seorang pelayan kepercayaannya pergi bersama Chu Fei Yang. Chu Fei Yang melirik ke arah pelayannya Lan Jinling, sebelum akhirnya ia membawa Cao Hua ke taman istana. Di taman istana, Chu Fei Yang berbicara, “Ini mungkin sangat mengejutkan nona Cao, maafkan aku. Tapi aku benar-benar tidak bisa menunda untuk memilikimu.” Cao Xiao merasa hatinya berdebar saat mendengar ucapan Chu Fei Yang itu, ia tidak bisa menunjukkan perasaannya itu atau Chu Fei Yang akan kepala. Jadi Cao Xiao hanya tersenyum dan berbicara dengan lembut, “Chu Xiang tidak salah. Aku benar-benar terkejut saat itu, tapi aku tidak marah. Aku menerima lamaran Chu Xiang dengan lapang dada.” Chu Xiang akhirnya bisa lega ketika ia mendengar hal ini, “Aku berjanji aku akan membahagiakanmu Xiao Er.” Mendengar Chu Fei Yang memanggilnya dengan sangat intim, Cao Xiao tidak hanya merasa sedikit terkejut tapi juga tersipu. Sebelumnya hanya ayahnya lah yang memanggilnya dengan sebutan Xiao Er. Melihat Cao Xiao tidak merespon ucapannya, Chu Fei Yang kembali berbicara, “Apa kau tidak suka kalau aku memanggilmu dengan sebutan Xiao Er?” Cao Xiao menggeleng-gelengkan kepalanya, matanya yang jernih menatap Chu Fei Yang, “Tidak, tentu saja aku tidak marah.” Chu Fei Yang menunjukkan sikap puas, “Kalau begitu kau hanya perlu memanggilku Fei Fei, jangan memanggilku Chu Xiang.” Cao Xiao mengangguk pelan sebelum akhirnya pelayan permaisuiri datang dan menghampiri keduanya. Itu adalah Mian Mian yang dengan tergesa-gesa berlari ke arah mereka, “Nona tertua, yang mulia permaisuri ingin bertemu denganmu. Nona ketiga sudah berada di Fenghuang sekarang.” Mendengar ucapan Mian Mian itu, Cao Xiao hanya mengangguk. Ia kemudian menatap Chu Fei Yang dan berkata, “Kalau begitu aku akan pergi dulu Fei Fei.” Chu Fei Yang yang mendengar namanya dipanggil oleh Cao Xiao itu benar-benar tersenyum lebar, senyumnya bak musim semi yang membawa kehangatan. Saat Mian Mian mulai melangkah mundur, Chu Fei Yang berjalan mendekat kea rah Cao Xiao dan berbisik padanya, “Sampai jumpa lagi nanti Xiao er.” Cao Xiao bisa merasakan napas hangat Chu Fei Yang itu menusuk pipinya, tapi ia masih bersikap tenang dan menganggukkan kepalanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN