KECANTIKAN PUTRI TERTUA

1651 Kata
Si Zhui dan Chu Fei Yang tiba di istana saat langit malam kian pekat. Tidak menemukan kaisar Xian di aula, mereka mendapatkan informasi bahwa kaisar Xian kini tengah berada di istana Fenghuang. Si Zhui dan Chu Fei Yang saling melirik satu sama lain. Mereka tentu saja tau ini adalah jam di mana kaisar harus mengobati luka permaisuri Xianmu. Tanpa pikir panjang mereka bergegas ke istana Fenghuang “Yang mulia kaisar, tuan muda Chu dan pengawal Lan tiba!” Kasim yang berdiri di pintu masuk mengumumkan kedatangan Chu Fei Yang dan Si Zhui. Kaisar Xian yang tengah asyik mengobrol dengan permaisuri Xianmu sekali lagi menunjukkan ekspresi gelapnya. Kedua orang itu selalu saja datang di waktu yang tepat untuk menghancurkan momen indah kaisar Xian. Permaisuri Xianmu tersenyum ketika kaisar Xian bangkit dari posisi berbaringnya. “Biarkan mereka masuk.” Ujar kaisar Xian. Chu Fei Yang melangkahkan kakinya dan berjalan menuju kaisar Xian. Wajah Chu Fei Yang yang seperti musim semi itu membuat wajah kaisar Xian lebih suram. Sementara Si Zhui yang tanpa ekspresi cukup tenang sampai akhirnya mereka berdua membungkuk dan memberi hormat pada kaisar dan permaisuri. “Chu Fei Yang dan Si Zhui memberi hormat pada yang mulia kaisar dan permaisuri.” Ujar kedua pemuda itu. Permaisuir Xianmu tersenyum dia kemudian berbicara dengan lembut, “Duduklah.” “Mian Mian..” Permaisuiri Xianmu memanggil Mian Mian dan menyuruhnya untuk menyiapkan teh untuk kedua tamunya itu. Kembali ke topik utama, Chu Fei Yang sudah berbicara bahkan sebelum kaisar Xian berbicara, “Kaisar, aku sudah tau masalah dari panti asuhan itu.” Kaisar Xian tidak menunjukkan reaksi apa-apa, tapi jauh di lubuk hatinya ia merasa bangga pada rubah kecil Chu Fei Yang, “Benarkah? Lalu apa yang kau dapatkan?” Chu Fei Yang secara acuh tak acuh melingkarkan kedua lengannya lagi, sekilas ia tampak melupakan etiketnya lagi. Si Zhui yang menyadari tingkah laku tuan muda Chu ini batuk sekali dan menyiku lengan Chu Fei Yang. “Aheheheh, maafkan hamba ini kaisar. Hmm..sebenarnya penyebab utama panti asuhan itu terlantar adalah karena penyakit cacar air. Warga ibu kota yang sebelumnya tidak pernah mendengar penyakit ini menjadi takut. Dan karena penyakit ini juga salah seorang anak meninggal.” Ujar Chu Fei Yang. Permaisuri Xianmu, “Lalu, apakah Chu Xiang sudah mendapatkan solusinya?” Mian Mian masuk dengan membawa teh dan kudapan. Mata Chu Fei Yang tidak bisa tidak melirik pada sumber bau harum yang seketika menyeruak di seluruh ruangan. Perut kedua pemuda itu yang sudah sangat kelaparan tidak bisa menolak kudapan yang kini tengah tertata rapi di meja. “Maafkan aku, seharusnya aku membiarkan kalian makan dulu. Tuan muda Chu silahkan makan. Si Zhui kau juga.” Permaisuri Xianmu berkata dengan lembut. “Aiya, permaisuri, selain menawan, anda juga baik dan peka.” Chu Fei Yang berbicara dan melirik kaisar Xian dengan tatapan meledek. Kaisar Xian mengunci tatapannya pada adik sepupunya itu. Ia menyadari kalau bocah ingusan itu sedang meledeknya, tapi ia tidak bisa membantu selain menghela napas dan membalas tatapan Chu Fei Yang itu dengan tatapan membunuh. Chu Fei Yang melanjutkan ucapannya setelah ia menyadari tatapan membunuh kaisar Xian itu, “Yang mulia tenang saja. Aku adalah Chu Fei Yang, aku bisa mengatasi masalah itu. Hanya saja aku perlu menunggu gadis penjaga panti asuhan itu sembuh, dengan ini aku bisa memberikan bukti pada rakyat ibu kota.” Permaisuri Xianmu juga menyesap tehnya dengan anggung, ia kemudian membalas, “Tuan muda sangat berbakat, katakan saja jika Chu Xiang membutuhkan sesuatu. Aku dan kaisar akan memenuhinya.” Kaisar Xian yang mendengar hal ini merasa sangat bangga pada Chu fei Yang. Matanya sedikit melengkung saat senyuman kecil muncul dari bibir tipisnya. Si Zhui kemudian memberikan laporannya, “Yang mulia, tampaknya panti asuhan itu membutuhkan renovasi. Selain itu, mereka telah kehilangan para donatur.” Hati permaisuiri Xianmu terluka ketika mendengar ucapan Si Zhui itu, ia segera berbicara, “Lalu bagaimana mereka hidup selama ini? Anak-anak malang itu harus kita bantu kaisar.” Air mata hampir jatuh dari mata permaisuri Xianmu saat ia berbicara dan menatap kaisar Xian. Kaisar Xian menepuk lembut tangan permaisuri yang di genggamnya, “Permaisuri tenang saja, aku akan mengurus hal ini. Si Zhui lanjutkan.” Si Zhui mengangguk sebelum akhirnya dia berbicara, “Mereka telah di ajarkan untuk menanam sayuran dan kemudian menjual sayuran-sayuran itu ke pasar. Dari hal sederhana inilah mereka hidup.” Melihat Chu Fei Yang yang sedari tadi diam, Kaisar Xian mengalihkan pandangannya yang semula berada di Si Zhui ke arah Chu Fei Yang yang tampak kelaparan, “Fei Fei, apakah kau mempunyai saran?” “Uhuk, uhuk..” Tampaknya pertanyaan yang tiba-tiba dilontarkan kaisar Xian padanya itu membuat Chu Fei Yang tersedak karena kaget. Ia menyesap teh sebelum akhirnya berbicara, “Aku berpikir untuk menempatkan seseorang yang berpengalaman untuk mengurus panti asuhan itu. Ini adalah hal yang sangat penting, mengingat pengurus sebelumnya memilih untuk melarikan diri,” “Lalu apakah Fei Fei kita ini memiliki usulan?” Tanya kaisar Xian. “Ada.” Chu Fei Yang menjawab dengan hati-hati. Ekspresi riangnya menggambarkan sesuatu yang misterius. “Siapakah orang yang berhasil merebut kepercayaan Chu Xiang ini?” Tanya permaisuri dengan nada lembut. “Dia adalah saudari tertua permaisuri, nona Cao Xiao.” Chu Fei Yang tersenyum saat ia menyebut nama nona tertua keluarga Cao itu. Permaisuri Xianmu dan kaisar Xian cukup terkejut ketika mendengar ucapan Chu Fei Yang itu. Batin mereka bertanya-tanya kenapa bisa rubah kecil Chu Fei Yang dekat dengan Cao Xiao? “Apa yang kau lakukan seharian ini?” Kaisar tidak bisa menyembunyikan rasa curiganya pada Chu Fei Yang. “Aiya, kaisar aku benar-benar bekerja seharian ini. Aku dan Si Zhui tidak sengaja bertemu dengan nona Cao ketika kami sedang berada di kuil Buddha. Dan aku mengajaknya ke panti asuhan, tak disangka ia benar-benar mahir dalam mengurus dan menangani anak-anak yang berisik itu. Jadi aku pikir dia akan cocok. Benarkan Si Zhui?” Chu Fei Yang menatap Si Zhui yang tengah duduk di samping kanannya, tapi Si Zhui tidak memberikan respon apa-apa kecuali satu kali anggukan ringan. Hal ini membuat Chu Fei Yang sedikit ganas dan memelototi pria kuno Lan Si Zhui. “Kaisar, menurutku saran dari tuan muda Chu ini tidaklah buruk. Kakak pertama memang selalu menjadi relawan di kuil Buddha, dia akan pergi ke sana setiap minggu. Aku juga tau kalau kakak pertama sangat menyukai anak-anak. Aku yakin dia akan senang ketika menerima tugas ini.” Ujar Permaisuri Xianmu dengan mata berbinar-binar. Sangat sulit bagi seorang kaisar Xian untuk menolak ketika sang permaisuri kesayangannya itu tengah menatapnya dengan tatapan memohon. Kaisar Xian hanya mengangguk dan berbicara, “Tugas ini akan aku serahkan padamu Fei Fei.” Chu Fei Yang segera mengangguk dan menyanggupi tugas menyenangkan ini. Tak lama setelah itu, kaisar Xian dan Si Zhui bergegas kembali menuju istana Long Gong (Long Gong; Istana Naga), kediaman kaisar sendiri. Malam sudah sangat larut saat kaisar Xian dan rombongan tiba di depan pintu masuk istana naga. Tapi bayangan gelap yang tiba-tiba muncul membuat Si Zhui menarik pedang dari sarungnya. “Wei, ini aku. Ahehehhe hormat pada yang mulia kaisar.” Chu Fei Yang membungkuk setelah memperlihatkan wajah tampannya. “Apa kau hantu? Kenapa kau selalu muncul di mana saja? Pulanglah, ini sudah malam. Aku tidak mau bermain denganmu.” Ujar kaisar yang secara acuh tak acuh melangkahkan kakinya masuk ke istana Naga. Tapi Chu Fei Yang tidak akan menyerah begitu saja. Ia tetap mengekor pada kaisar Xian walau Si Zhui sudah menahannya. Kaisar Xian yang kehabisan tenaga untuk berdebat dengan Chu Fei Yang memilih untuk membiarkannya mengungkapkan isi hatinya. “Jadi, hamba ini tidak akan berbelit-belit pada yang mulia kaisar Xian yang agung. Adalah adalah kaisar yang baik hati dan selalu memperhatikan rakyatnya. Berkat hukuman yang kaisar berikan pada hamba tadi, hamba sangat mengagumi dan belajar dari kaisar. Hamba kagum karena kasus sekecil itu bahkan tidak bisa luput dari pandangan kaisar.” Chu Fei Yang berbicara, nadanya tidak terlalu cepat atau lambat, tapi cukup untuk membuat kaisar Xian menyadari niat licik adik sepupunya itu. “Kau terlalu menjilat, Fei Fei sikapmu ini sudah aku pelajari sejak kau masih kecil. Jadi jangan coba-coba menipuku dengan kata-kata manismu ini. Katakan! Apa yang sebenarnya kau inginkan?” Kaisar Xian memejamkan matanya saat ia mengatakan hal ini. “Aheheheh, karena kita hanya berdua sekarang, maka aku akan mempertaruhkan hidupku dengan memberanikan diriku memanggilmu ‘Biaoge’. Heheheh Biaoge, berikan aku surat nikah. Izinkan adik ini untuk menikah.” Wajah Chu Fei Yang awalnya penuh lelucon, tetapi ketika kata ‘menikah’ keluar dari mulutnya ia benar-benar serius.” (Biaoge; kakak sepupu laki-laki) Kaisar Xian yang semulanya hanya bermalas-malasan dan mendengarkan celotehan adik sepupunya itu secara acuh tak acuh tiba-tiba langsung membuka matanya lebar-lebar. Wajahnya penuh rasa penasaran, ia segera memeriksa kening Chu Fei Yang untuk memastikan adik sepupunya itu tidak gila mendadak. “Yang mulia, apa yang anda lakukan?” Chu Fei Yang tidak bisa tidak bertanya saat kaisar Xian menyentuh dahinya yang berharga. “Apa kau sakit? Katakan pada Biaoge ini, Biaoge akan memanggilkan tabib terbaik di dunia ini.” Kaisar Xian bermain bodoh dalam hal ini, dia hanya ingin memastikan bahwa lelucon Chu Fei Yang ini benar adanya. Chu Fei Yang sedikit emosi, tapi ia tidak berani membentak seorang kaisar walau sebenarnya dia mereka masih terikat hubungan darah. Jadi Chu Fei Yang menelan amarahnya itu dan berkata dengan hati-hati, “Aku serius, aku benar-benar mau menikah. Lagi pula aku sudah cukup umur untuk menikah. Dan karena aku seorang Chu Xiang dari keluarga bangsawan, aku tidak bisa sembarang memilih gadis yang aku suka. Pernikahan bangsawan yang memiliki hubungan darah dengan salah satu anggota kekaisaran tentu saja akan ditentukan oleh kaisar.” Chu Fei Yang berbicara cukup panjang saat kaisar Xian masih dengan mantap menatap adik sepupunya ini. Tidak butuh lama bagi kaisar Xian untuk mencerna ucapan Chu Fei Yang itu karena pada dasarnya kaisar akan selalu tau tentang peraturan kekaisaran. “Gadis mana yang kau inginkan?” Kaisar Xian bertanya dengan santai.    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN