Kejadian yang menimpa pangeran Liu Xie sudah terdengar oleh semua orang di istana, tak terkecuali kaisar Liu Bian.
Dengan rombongan besar dari istananya, kaisar Liu Bian mendatangi paviliun pribadi Pangeran Liu Xie. Beberapa tabib kekaisaran yang sangat di percaya oleh kaisar juga terlihat membawa peralatan medis mereka.
“Kaisar tiba!!” Kasim berseru, mengumumkan kedatangan kaisar Liu Bian.
Pangeran Liu Xie yang tengah sibuk bercerita dengan Cao Jie merasa sedikit kesal. Wajahnya muram dan berkerut begitu mendengar suara kaisar Liu Bian memanggilnya, “Anak nakal! Kau lebih baik aku kurung saja!”
Pangeran Liu Xie mendengus, ekspresinya acuh tak acuh saat melihat kaisar Liu Bian membuat keributan. “Aku sudah menduganya, dia akan begini.”
Kaisar Liu Bian melotot, “Apa kau bilang?!! Katakan lebih keras dan Kaisar ini akan menghukummu.”
Pangeran Liu Xie berjuang untuk bangkit dari ranjangnya, “Aiya, Kaisar. Aku hanya bercanda pada Yang Mulia. Tidak perlu khawatir, ini hanyalah luka ringan. Lihatlah, Wangfei, Si Zhui, dan tabib Wang benar-benar telah merawatku.”
Kaisar acuh tak acuh, “Hmmmph, lain kali kau harus memikirkan tindakanmu. Kau adalah Pangeran negeri ini, nyawamu sangat berharga.”
Si Zhui baru saja akan berbicara setelah mendengar ucapan kaisar ini. Ia ingin membela pangeran Liu Xie dan menjelaskan kejadian sebenarnya, tapi pangeran Liu Xie langsung meberinya isyarat untuk tetap diam. Mata kaisar Liu Bian jauh lebih cepat dan segera menyadari niat pangeran Liu Xie, “Si Zhui apa yang ingin kau katakan?”
Pangeran Liu Xie memotong, “Ah, anak ini pasti akan menyalahkan dirinya lagi. Dia pasti akan meminta yang mulia Kaisar untuk menghukumnya. Aiya, aku tau kau pasti akan melakukannya kan?”
Pangeran Liu Xie mencubit lengan Si Zhui.
Si Zhui, "..."
Kaisar Liu Bian menjawab, “Si Zhui, lain kali kau harus lebih waspada. Kau harus melindungi Wangye bahkan dengan nyawamu!”
Si Zhui membungkuk, “Hamba mengerti.”
*/
Cao Jie kian dekat dengan pangeran Liu Xie. Semenjak kejadian yang menimpa pangeran ceria itu, Cao Jie terlihat sangat rajin pergi ke Paviliun pangeran. Ia dengan sabar merawat pangeran Liu Xie.
Langit siang telah berganti malam dan Cao Jie bersiap untuk tidur. Karena kelelahan, MianMian menyiapkan air hangat untuk majikannya mandi. Cao Jie sangat bersyukur memiliki pelayan seperti MianMian yang sabar dalam merawatnya. Setidaknya ia bisa mempunyai teman bercerita di istana yang luas namun sepi ini.
“Wangfei pasti kelelahan. Kantung berisi wewangian ini pasti akan ia sukai.” Ujar MianMian dengan kantung parfum di tangannya.
Begitu akan memasuki Wangfu, MianMian tidak sengaja bertemu pangeran Liu Xie dan Si Zhui. Mian Mian segera memberi hormat, “Hormat pada Wangye.”
Pangeran Liu Xie, “Di mana Wangfei? Apa dia sudah tidur?”
MianMian, “Wangfei sedang mandi. Silahkan wangye menunggu, b***k ini akan memberitahu Wangfei.”
Pangeran Liu Xie masuk ke kamar Cao Jie. Di dalam tidak ada orang, dia hanya duduk dengan canggung sembari melihat kain yang di gunakan oleh Cao Jie untuk menyulam.
Beberapa saat kemudian, MianMian keluar dari kamar mandi. Pangeran Liu Xie yang tak melihat Cao Jie keluar segera bertanya pada MianMian, “Mana Wangfei? Apa dia masih mandi?”
MianMian terlihat ragu-ragu, “Hmm, itu.., Wangfei..”
Pangeran Liu Xie menerka, “Ah, dia malu padaku yah. Aku akan keluar dulu kalau begitu.”
MianMian segera merespon, “Bukan itu Wangye. Hamba yakin Wangfei sangat kelelahan, beberapa hari ini ia kurang tidur. Wangfei mungkin kelelahan dan sekarang ia tertidur di bak mandinya.”
Pangeran Liu Xie diam, dia sedang memikirkan sesuatu. Sementara itu MianMian terus berbicara, “Hamba akan memanggilkan beberapa pelayan wanita untuk membantu hamba mengangkatnya. Hamba tidak tega untuk membangunkannya.”
Pangeran Liu Xie tidak memberi respon apa-apa, pikirannya berkecamuk. “Untuk apa memanggil pelayan kalau aku bisa menggendongnya. Hanya saja, itu sedikit…”
MianMian, “Apa yang Wangye gumamkan?”
Mata pangeran Liu Xie secerah rembulan, ia segera memerintahkan, “MianMian, tutupi tubuh Wangfei dengan kain. Aku yang akan menggendongnya. Setelah itu, letakkan beberapa kain kering di atas tempat tidur untuk mengeringkan tubuhnya.”
MianMian sudah menunggu respon ini sejak tadi, oleh karena itu ia sengaja mengulur waktu. Pangeran Liu Xie benar-benar lucu saat ini, hati dan ucapannya sungguh sangat bertentangan. Mana mungkin ia membiarkan Wangfei-nya di sentuh oleh banyak orang?
Mian Mian keluar dari kamar mandi begitu tugasnya selesai. Ia segera melaporkan pada pangeran Liu Xie, “Silahkan Wangye masuk. b***k akan menyiapkan pakaian untuk Wangfei.”
Begitu MianMian pergi dan menutup pintu, pangeran Liu Xie dengan ragu-ragu berjalan mendekat ke arah kamar mandi. Pangeran Liu Xie bukan akan menuju medan perang atau alam bawah, tapi jantungnya berdetak begitu kencang seolah akan keluar dari tubuhnya.
Ia akhirnya sampai, di depan matanya ia melihat Cao Jie yang tertidur sambil bersandar di sandaran bak mandi yang terbuat dari kayu. Dia seperti bayi yang baru lahir, begitu tenang dan damai. Pangeran Liu Xie masih memandanginya sebelum akhirnya mengangkat Cao Jie dari bak mandi itu.
Dengan hati-hati pangeran Liu Xie menggendong Cao Jie menuju kamarnya. Walau Cao Jie hanya mengenakan pakaian tipis yang hampir mengekspos tubuhnya yang seputih giok, pangeran Liu Xie sama sekali tidak berpikiran kotor. Ia hanya membawa Cao Jie menuju tempat tidur dan menyerahkan tugas selajutnya pada MianMian.
“Baju wangye basah." Ujar MianMian.
“Ah kau benar. Bantu Wangfei berganti baju, dia begitu kelelahan. Aku akan kembali ke paviliun.” Kata pangeran Liu Xie sembari keluar dari kamar Cao Jie.
Cao Jie benar-benar tertidur pulas hingga hari berikutnya. Ia terbangun begitu sinar matahari yang menyilaukan menusuk matanya.
“Ah,…” dengan bodohnya Cao Jie menguap. Wajahnya tampak jauh lebih segar dari kemarin.
“Wangfei sudah bangun?” pangeran Liu Xie yang sedari tadi duduk dan memperhatikan Cao Jie segera menyapanya.
Cao Jie begitu kaget, kapan manusia ini datang? Cao Jie langsung melompat dan memberi hormat, “Ahehehhe, Wangye. Kapan Wangye datang?”
Pangeran Liu Xie mendekat menuju tempat tidur, “Hmmm tadi malam? Tapi wangfei tertidur, jadi aku memutuskan untuk kembali.”
Cao Jie tidak ingat kejadian semalam, dia hanya ingat mandi dan paginya ia berakhir di tempat tidur. Melihat ekspresi mencurigakan pangeran Liu Xie ini, Cao Jie segera menutupi dadanya dan berkata, “Apa yang Wangye lakukan?”
Pangeran Liu Xie menggigit apel yang ada di tangannya. Seringai licik muncul di wajah pangeran Liu Xie yang tampan, “Hmm..tidak ada. Lebih baik Wangfei bersiap-siap. Nenek kekaisaran baru saja tiba.”
Cao Jie segera teralihkan, “Bukankah nenek kekaisaran sudah meninggal?”
Pangeran Liu Xie, “Dasar bodoh. Ini adalah janda agung permaisuri. Dengan kata lain dia adalah ibu mendiang ayah kami. Dia baru saja pulang dari kuil setelah beberapa tahun belakangan ini menetap di kuil untuk beramal. Jangan banyak bertanya, cepatlah. Aku akan menunggumu.”
Cao Jie masih memasang ekspresi bodoh ketika melihat pangeran Liu Xie berjalan meninggalkan kamarnya. MianMian yang datang untuk membantu Cao Jie bersiap-siap segera membuyarkan lamunan Cao Jie.
“Wangfei sudah bangun. Wangfei tidur begitu pulas semalam.” Ujar MianMian.
Cao Jie segera teringat akan ekspresi licik dan mencurigakan pangeran Liu Xie. Ia segera bertanya pada Mian Mian, “Apa yang terjadi semalam? Kenapa aku bisa berada di tempat tidur? Bukankah aku mandi semalam?”
MianMian dengan malu-malu menjawab Cao Jie, ekspresinya seperti orang yang tengah jatuh cinta, “Wangfei, semalam memang benar kalau Wangfei mandi. Ketika b***k ini ingin memberikan kantung wewangian pada Wangfei, b***k tidak sengaja bertemu Wangye. b***k mengatakan kalau Wangfei tengah mandi, tapi saat b***k ini memeriksa Wangfei di kamar mandi, Wangfei tertidur pulas. b***k tidak tega membangunkan Wangfei jadi…”
Cao Jie, “Cukup! Diam!”
Cao Jie sudah bisa menebak bagaimana kelajutan cerita MianMian itu. Karena tidak mungkin MianMian yang menggendongnya, maka orang yang paling tepat adalah pangeran Liu Xie. Kaki Cao Jie lemas, ia ingin menampar dahinya, “Sungguh memalukan!!”