Bab 34 [ Sousuke Iharasi POV ]

307 Kata
“Maachan, Yuu mau main thama kuchting thi lual ya?” seru anak itu setelah selesai makan. Karena tidak bisa melarangnya, aku hanya mengangguk. Lagi pula, di kompleks ini jarang pengendara mobil, selain itu halaman rumah juga cukup untuk jadi taman bermainnya, lantas apa yang harus kutakutkan? “Sudah lebih baik setelah makan?” tanya Kuroda-san padaku. Aku tersenyum, mungkin awal makan, memang rasanya cukup mual, tapi setelah aku memaksa sendok kedua dan ketiga, rasanya tidak terlalu buruk. “Aku kenyang.” Jawabku. “Mau makan beberapa potong buah?” tanya Kuroda-san setelah menyelesaikan cucian piringnya. “Boleh,” jawabku sambil berjalan ke arah lemari es dan mengambil sebuah apel dari dalam sana kemudian mengupasnya. “Tidak mau kukupaskan?” “Tidak usah, aku bisa melakukannya sendiri.” Jawabku masih terus mengupas. “Kalau kau sudah tidak apa-apa, mungkin kau mau pergi denganku?” “Pergi ke mana?” “Ke tempat yang mungkin kau suka.” Aku menggeleng. “Aku tidak mau pergi ke mana pun, aku hanya ingin di rumah.” “Kenapa?” “Aku selalu mual dan muntah akhir-akhir ini, aku bahkan tidak bisa mencium aroma menyengat seperti parfum dan aroma lain yang benar-benar menyengat, sebenarnya tidak menyengat, tapi karena hidungku sedikit sensitif akhir-akhir ini, jadi aku akan langsung merasa sangat mual oleh itu.” Mendengarku mengeluh, Kuroda-san malah terkekeh. “Ke—kenapa tertawa?” “Aku jadi ingat saat kau mengandung Yuuki, kau bahkan jauh lebih parah dari ini.” “Benarkah? Kurasa rasanya sama saja.” Kuroda-san mendekatkan wajahnya padaku. “Mau kuingatkan lagi?” “Tidak perlu, aku yang merasakannya jadi aku tahu seperti apa.” “Baguslah.” “Apanya yang baguslah?” “Karena meski kau sedang mengandung, keras kepalamu tidak menghilang.” “Hee~ apa-paan itu? Apa itu jenis pujian yang menyebalkan?” “Anggap saja itu pernyataan cinta.” “Pe—apa? Yang benar saja, mana ada pernyataan cinta semacam itu?” protesku. “Lalu?” “Ya—pernyataan cinta itu semacam, aku mencintaimu begitu!” “Ah, aku juga mencintaimu.” Kuroda-san menarik belakang kepalaku kemudian mencium bibirku seulas setelah dia mengatakan hal itu. Bahkan meski ciuman kami telah berakhir pun, Kuroda-san masih tetap tersenyum. Setelah itu, dia langsung mengusak rambutku dan melenggang pergi dari meja makan. “Yuu, mau makan es krim?” teriaknya pada Yuuki yang masih di luar bersama kucing-kucing peliharaannya. _
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN