Bab 22

1696 Kata

Hari di mana jadwal talkshow pun akhirnya tiba. Awalnya Dion berjanji akan mengantarku, hanya saja tiba-tiba dia mengabarkan jika harus mengantar ibunya juga. Aku, pastinya harus paham dan mengerti. Aku dan Dion bukan siapa-siapa. Linggaku masih milik ibunya. Ah, kadang kangen manggil dia seperti dulu, Lingga. Hanya aku yang sering menyebutnya seperti itu. Padahal semua teman memanggilnya Dion. “Kamu jadinya pergi naik apa?” tanyanya dari seberang telepon. “Paling naik mobil online, Yon!” jawabku yang sudah rapi mengenakan pakaian terbaikku. Bukan yang mahal, hanya saja mengenakan yang memang pantas dipakai. “Maaf ya, aku jadi gak bisa nganter! Kamu hati-hati, ya! Sampai ketemu di sana!” tukasnya. “Oke, Yon! Makasih.” Aku menjawab dan tetap menenangkan hati. Pertama kalinya akan tam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN