46

1739 Kata
Kastil yang sangat besar dan terlihat sangat kuno ini terlihat indah bagi Aeris, sedari tadi ia memperhatikan perabotan yang ada di dalam, dan juga ukiran-ukiran yang ada di setiap dinding. Bahkan ketika ia menatap ke langit-langit yang terdapat lampu besar diatas, ia bisa menemukan lukisan unik disana Kini mereka sedang berada di ruang makan, Aeris dan Dexter kini merasa datang seperti santapan mereka, pasalnya semua makhluk yang ada di sini adalah Vampire. Dan di tempat makan ini para vampire dihidangkan gelas yang berisi darah sementara Aeris dan Dexter disajikan makanan normal. "Maaf kalau rasanya kurang enak, karena koki kami jarang masak, dia biasanya masak kalau kami kedatangan tamu" ucap Lawson pada Dexter dan Aeris, Lawson duduk di seberang Aeris dan Dexter ada disebelah Aeris. Cormac juga bersama dengan mereka, duduk di bagian sudut kursi panjang bak meja makan istana ini "Hehehe iya gak papa" ucap Aeris, ia segera mencoba memakan ayam panggang yang disajikan, begitu juga Dexter yang ragu ragu mengikuti pergerakan Aeris. Perlahan-lahan namun pasti akhirnya sesuap hidangan itu masuk kedalam mulut mereka dan segera dikunyah. "Gimana?" Ucap Lawson "Lumayan" ucap Aeris, meskipun ia bisa merasakan kalau masakan ini kurang bumbu. Cormac yang sedari tadi memperhatikan mereka hanya asik meminum darah, Aeris sesekali meliriknya karena ini pertama kalinya ia melihat Vampire makan, alias meminum darah sebagai kebutuhan tubuhnya. Selama ini ia juga mengira kalau Vampir harus menghisap darah langsung dari sumbernya dengan cara menggigit leher mangsa. Di saat seperti ini juga ia berpikir dari mana asal darah itu dan bagaimana cara mengeluarkannya dari tubuh mangsanya "Jadi.... Selama ini sihir mu disegel?" Ucap Cormac memulai percakapan setelah beberapa saat mereka saling diam, Aeris yang diajak berbicara langsung melihat kepadanya dan menggangguk mengiyakan, mulutnya masih asik mengunyah ayam yang sedikit alot sehingga sulit untuk langsung berbicara "Pasti ada alasannya, dan tidak mungkin orang tuamu yang melakukan itu" ucapan Cormac "Kenapa gak mungkin?" Ucap Aeris, tentunya Ia juga selalu berpikir siapa yang melakukan itu padanya, dan jawaban yang ia dapatkan adalah kedua orangtuanya. Sepertinya dikarenakan sihirnya yang kuat dan berbahaya orang tuanya memilih untuk menyegel saja, sebagai bentuk kepedulian mereka dan tindakan mereka untuk menjaga anaknya "Aku kenal mereka dan aku tahu kalau mereka memiliki anak tunggal, kau dikabarkan mati, beberapa hari setelah kematian mereka. Dan aura sihir mu itu juga sudah terasa ketika masih kecil, para kaum Immortal juga percaya kau sudah mati karena tidak ada lagi yang bisa merasakan kehadiranmu. Apa kau kira orang tuamu akan bangkit dari kematian hanya untuk menyegel kekuatan mu?" Aeris terhenyak, dan kali ini ia mencurigai paman dan bibinya. Dia tidak tahu apakah mereka adalah manusia biasa atau Wizard, bahkan bisa jadi mereka juga adalah Vampire adapun jenis yang lain. Ia tidak bisa merasakan mereka saat mereka masih hidup. "Mereka bukan Vampire atau Werewolf" ucap Aeris yakin, jika paman dan bibinya adalah salah satu diantara makhluk itu pasti mereka tidak akan mudah terluka. Ia menyadari kalau kedua makhluk itu memiliki tubuh yang kuat, dan kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh paman dan bibinya tidak akan bisa membunuh mereka berdua jika mereka vampir atau Werewolf. Tapi itu bisa membunuh Wizard dan manusia. "Lo bilang apa?" Ucap Dexter yang bisa mendengar Aeris mengatakan sesuatu "Kau pasti tahu sesuatu" ucap Lawson pada Cormac sepertinya mengetahui banyak hal, dan mungkin bisa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Aku memang mengetahui banyak hal, tapi bukan berarti aku tahu semuanya" ucap Cormac "Dan untuk menyegel sihir itu adalah tindakan besar, sudah pasti ada alasan yang sangat kuat untuk membuat orang yang melakukan itu padamu terpaksa melakukannya, dan aku rasa aku tahu sekarang" Ucap Cormac, ia sedikit cemas ketika mulai membahas kemungkinannya "Guner" ucap mereka semua selain Aeris Sementara itu dilain posisi kini laki-laki yang sedang dibicarakan oleh mereka bisa merasakan sesuatu yang sangat berbeda, meskipun ia tinggal di hutan kematian yang ada di dunia Immortal, ia bisa merasakan sihir yang selama ini ia cari. "Jadi ini dia.... Akhirnya dia datang kesini......" Ucap Guner memejamkan matanya dan merentangkan kedua tangannya untuk merasakan aura sekitarnya. Ia merentangkan Indra perasanya seluas-luasnya, dia bisa merasakan banyaknya para kaum immortal dan mencoba fokus pada aura Aeris "Kuat.... Meskipun sebenarnya tidak sekuat itu, tapi bisa dimanfaatkan untuk menemukan Vespera" ucapnya Brakkk Seorang laki-laki bertudung melemparkan seseorang yang terikat oleh sihir sehingga tidak bisa bergerak, Guner tahu apa yang sedang dihidangkan kepadanya dan langsung menyerang Elf kecil yang diburu untuknya. Seketika Elf penjaga hutan hidup yang masih anak-anak itu langsung tewas, Guner menghisap habis darahnya untuk memberikan kekuatan gelap, para elf tidak boleh di masa oleh bangsa mereka dan bangsa Immortal lainnya, karena mereka adalah penyeimbang kehidupan dunia immortal, mereka yang memangsa mereka akan hidup dalam ketidaksucian, dan kegelapan yang akan menyelimutinya "Aku akan pergi, dia ada disini" ucap Guner "Kau akan melawannya?" "Hahaha tentu tidak, Aku tidak akan bertindak terlalu terburu-buru, kita harus bermain dengan cerdas, terlebih lagi kembaran ku ada disana" Dengan segera Guner berubah menjadi kelelawar hitam yang lumayan besar, ia terbang dengan cepat untuk melewati hutan kematian dan pergi ke kastil milik Lawson. Laki laki bertudung tadi hanya menatap kepergian Guner, ia menatap Elf kecil yang berjenis kelamin laki-laki dihadapannya. Dilehernya masih da bekas gigitan dan ia tersungkur begitu saja di tanah. Dia tidak mengurus raga yang sudah mati itu, karena sebentar lagi hutan ini yang akan memakannya. Nama hutan kematian tentunya muncul untuk mewakili apa yang sebenarnya ada di hutan ini. Semua makhluk makhluk yang ada di sana berada di antara hidup dan mati, seperti Guner. Pohon-pohon yang ada di hutan ini tidak ada yang hidup, meskipun pohonnya memiliki beberapa ranting dan daun, semua terlihat hitam dan usang. Tanahnya penuh dengan lumpur, dan kabut yang selalu menghalangi jarak pandang. Selama Guner terbang berusaha melewati hutan itu, ia tidak mendapati halangan apapun, karena ia sudah bersekongkol kepada makhluk-makhluk kegelapan yang ada di sana. "Hahhh..... Sudah lama rasanya aku tidak memberikan pertanda akan keberadaan ku" ucap Guner ketika sudah berada di luar hutan kematian, para kaum immortal memang tidak bisa merasakan kehadiran ataupun auranya seperti dulu lagi, ia memang masih lemah dan belum menjadi vampir yang sempurna seperti sebelumnya Dalam bentuk yang masih menyerupai kelelawar, Guner hinggap di patung yang menghubungkan dunia manusia dan dunia immortal, patung portal yang ada di kastil Lawson, tempat Aeris dan yang lain muncul sebelumnya "Ramai" ucap Guner, ia terbang kembali dan sadar ada vampire yang melihatnya, namun mereka hanya akan mengira kalau dia kelelawar biasa dan membiarkannya "Ada kelelawar gede" ucap salah satu penjaga kastil milik Lawson "Kelelawarnya kelihatan bodoh kayak gitu, pasti kelelawar biasa, kau juga bisa rasain" Guner tersenyum dan terbang untuk mendekati salah satu jendela atas, ia ingin mengintip ke dalam dan mencari tahu cara masuk dari pintu yang tidak ditutup dan diawasi oleh vampire Setelah terbang mengelilingi kastil itu, Guner kini hinggap di salah satu jendela yang lumayan tinggi dan melihat ke dalam, ia menemukan orang yang dicari. Ada Cormac, Tara, Lawson, Dexter, dan Aeris. "Oohh.... Dia orangnya" ucap Guner dalam hati, Aeris membelakanginya namun wajahnya yang menghadap ke samping membantunya untuk lebih mengenali wajah Aeris "Hushh!!!" Tiba tiba seorang vampire yang tadinya melihat Guner datang dan menghalau Guner, ia merasa curiga dengan kelelawar besar itu da memutuskan untuk mengusirnya "Dadar vampire bodoh!" Ucap Guner dan segera pergi dari sana, ia mencoba berpindah tempat namun ternyata rekan vampir itu ikut bersamanya dari arah yang berbeda dan sepertinya ingin menangkapnya. Guner yangmasih belum bisa bertindak bebas harus segera melarikan diri _____________ "Karena sudah terlanjur, jadi kau harus melatih sihir mu, jangan mudah percaya pada orang lain apalagi kaum kita. Dan.... Kau harus berhati-hati" ucap Cormac mengakhiri makan malam mereka. Sepanjang waktu tadi mereka membicarakan banyak hal, dan semua itu berfokus kepada Aeris "Terimakasih" ucap Aeris tersenyum "Aku langsung pergi" ucap Cormac beranjak, dia akan langsung kembali ke tempat tinggalnya "Oh iya, sebaiknya kalian kembali besok" ucap Cormac lagi "Kenapa?" Heran Tara "Mereka manusia, seharusnya mereka istirahat sekarang. Lagian Aeris harus melatih sihirnya disini, jangan sampai dia mengeluarkan kekuatannya itu di dunia manusia lagi" Mendengar itu membuat Aeris tersenyum kikuk sendiri. Ia tahu apa yang dimaksud oleh Cormac, karena ketika saling berbicara tadi dia tahu kalau Cormac yang membantunya untuk menyelesaikan masalahnya. Para Anggota yang menjaga makhluk Immortal di dunia manusia hendak memberikan Aeris sangsi yang mengikuti hukum mereka. Tapi Cormac memberikan hak istimewanya untuk memberhentikan penyelidikan terhadap Aeris Tara dan Lawson ikut menuju balkon yang berada di lantai atas ini, mereka memang berada di lantai atas dan Cormac langsung terbang dari sana untuk kembali ke tempat tinggalnya, ia tinggal di istana miliknya sebagai ketua dunia Immortal. "Jadi... Kita nginap?" Ucap Dexter pada Aeris "Uh huh, bayangan ketika kita tidur tapi mereka semua masih bangun". "Dih jangan nakut nakutin Lo yah" kesal Dexter, Aeris tertawa dan lawson segera kembali pada mereka "Kalian mau langsung istirahat?" Ucap lawson bertanya pada Aeris dan Dexter Aeris menatap Lawson dan Tara, bahkan ketika mereka berada ditempat yang tidak terlalu terang, mereka terlihat bersinar "Kami tidur dimana? Kami harus bareng" ucap Dexter, Aeris yang mendengar itu terkejut dan menatap tak percaya pada Dexter "Dalam keadaan kayak gini gue nggak akan bisa tidur nyenyak kalau sendirian, emangnya Lo sanggup?" Ucap Dexter, Aeris berpikir sebentar meskipun ini tempat tinggal lawson, bisa jadi ada penghuni kastil ini yang jahil padanya, dan dia juga ada di dunia immortal sekarang, semua orang yang ada di tempat mereka sekarang adalah makhluk Immortal. Di dunia manusia saja Aeris waspada apalagi ketika berada di sarangnya langsung "Setuju, kami harus bareng" ucap Aeris yakin Tara melirik pada Lawson dengan tatapan mengejek, ia juga heran kenapa Aeris dan Dexter malah ingin tidur bersama "Tapi, gak mungkin kalian dikamar yang sama" ucap Lawson tak terima "Tenang kami gak bakalan aneh aneh, lagian kalau ada yang aneh pasti kalian bisa dengar dari luar" BUGH Satu tinjuan mendarat pada punggung Aeris, Tara tertawa melihat tingkah mereka, tentunya Aeris kesal mendengar kalimat yang terdengar kotor dari mulut Dexter "Jangan macam macam Lo, Lo tidur dibawah dan gue di atas" ucap Aeris "Loh kita gak seranjang?" "Mimpi Lo" "Lawson! Pastikan tempat tidurnya ada dua" ucap Dexter request, padahal tanpa diminta Lawson juga tidak akan membiarkan mereka tidur di ranjang yang sama "Tara Lo mau kemana?" Ucap lawson bertanya, karena Tara juga punya keluarga didunia immortal "Bentar lagi gue bakalan pulang bentar, lagian Lo gak punya teman kalau gue pergi, mereka bakalan tidur tapi kita enggak, jadi gue bakalan nemanin lo dulu" ucap Tara Dexter dan Aeris yang mendengar itu saling melirik menyadari ada sesuatu diantara lawson dan Tara "Yaudah ayo kita ke kamar kalian" ucap lawson
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN