"Gue bawain bubur sama lauk yang gue masukin ke kulkas, btw lo punya hutang penjelasan ke gue, lo gak balas semua pesan gue jadi beritahu gue detail yang terjadi sama lo" ucap Vulia, dia bukan tidak ingin mencari tahu tentang keadaan Aeris, teman masa kecilnya itu, melainkan karena Aeris sendiri yang tidak menggunakan ponselnya untuk membalas pesan dan tidak ada orang lain yang bisa Vulia percayai untuk dihubingi terkait kondisi Aeris
"lo udah dengar berita kan? semua yang dibarakan di berita itu benar" ucap Aeris, Vulia yang asik memanaskan bubur langsung menghentikan gerakan adukannya dan melihat Aeris dengan ekspresi yang serius
"s**t, jadi..... cewek itu beneran..... digituin?" ucap Vulia yang tidak ingin mengatakan dengan jelas aoa yang menimpa Licia
"Yah, gue rasa ini kasus yang parah sih, lo udah dengar perkembangannya gak? soalnya gue gak lihat berita"
"Hmmm.... diberita pelakunya masih dalam pencarian dan kasusnya masih viral dimana mana, identitas lo sih gak kebongkar karena bisa aja ada orang yang bakalan nuduh lo karena lo gak punya luka apapun waktu itu. Tapi kayaknya pelakunya gak bakalan ketemu deh" Jelas Vulia memberikan pendapatnya
"Kok lo mikir gitu?"
"Yah karena ini udah berlangsung beberapa hari dan gak ada pergerakan apapun yang bisa kita lihat diberita, terlebih lagi ini buan pertama kalinya kasus pelecehan terjadi di kota ini Ar, kasus ini lebh meluap karena korbannya sampai tewas, lo tahu sendiri betapa maraknya kasus ini dan banyak kasus yang terkubur"
Aeris diam karena tidak ingin membantah kebenaran yang tidak pernah ia terima
"Huft.. Lo juga, kenapa lo pulang malam?" ucap Vulia
"Ada kerjaan dikampus" ucap Aeris singkat
Aeris segera mengambil jaketnya seakan mau pergi keluar
"Mau kemana lo?" ucap Vulia
"Mau belanja ke toko seberang, bahan bahan makanan gue habis termasuk cemilan"
"Gue kan bawa makanan"
"Itu makanan berat, makanan ringan gak ada dan harus tersedia disini"
"yaudah gue ikut"
Mereka berdua segera keluar dari apartemen milik Aeris dan menuju lift untuk turun ke lantai bawah. Sesampainya dilantai bawah seperti biasanya ada beberapa orang yang berlalu Lalang dan bertemu dengan mereka sebagai pemilik apartemen digedung yang sama dengan Aeris. Namun Aeris merasakan ada hal yang sedikit aneh, semenjak ia berada didalam lift ia merasakan hawa yang berbeda beda dari setiap orang. Terasa aneh karena ia tidak mengerti apa yang ada didalam pikirannya hingga mencoba menghafal jenis aura yang ia rasakan, terkadang beberapa yang melewatinya memiliki aura yang sama. Aeris bahkan melihat orang orang tersebut hingga hilang dari pandangan matanya.
"Lo ngapain sih Ar? dari tahu lo ngelihatin orang kayak ngeliatin pencuri aja" bisik Vulia yang malu sendiri melihat tingkah temannya
"Aneh aja"
"Apa yang aneh? Lo yang aneh dari tadi"
"emang lo gak ngerasain?"
"ngerasain apa sih Aeris??"
Aeris tidak tahu apakah harus menjelaskan keanehan yang ia rasakan, namun Vulia pasti akan mengira kalau keanehan yang ia alami ini dikarenakan kecelakaan dan ia bisa dibawa melakukan pengobatan lagi
"Mungkin ini efek kecelakaan, nanti juga akan hilang" batin Aeris
__________________________________________________________________
KRINGGGG
Suara alarm yang begitu nyaring berbunyi disamping tempat tidur Aeris, membuat orang yang tadinya masih berada didalam dunia mimpinya langsung terbangun dan memastikan alarmnya. Hari ini ia harus kembali kuliah karena sudah lama tidak mengikuti kelas, ia sudah menghabiskan banyak waktu untuk berobat.
"Ck, pasti mereka bakalan gosipin gue karena tahu apa yang terjadi" ucap Aeris yang langsung membayangkan apa yang akan terjadi di kampus, tentunya ketidak hadirannya diketahui oleh teman seangkatannya dan mereka juga tahu alasan ketidak hadirannya
Dengan segera Aeris berkemas dan bersiap untuk pergi ke kampus, berkat bekal yang disediakan Vulia didalam kulkas ia bisa sarapan dan bersiap siap dengan santai.
Setelah selesai berkemas Aeris hendak langsung keluar kamarnya, biasanya ia pergi dengan menggunakan kendaraan umum, sederhananya ia sangat malas menyetir mobilnya yang ada debasement dan ia sering ingin berjalan kaki sendirian untuk menghabiskan banyak waktu. Tapi kali ini Aeris meilirik laci tempat ia meletakkan kunci mobilnya, ia berdiri tegak didepan pintu yang hendak ia buka. pikirannya dilema
"Kayaknya untuk beberapa waktu kedepan gue harus bawa mobil deh" ucap Aeris dan segera mengambil kunci mobilnya
Brummm..
Mobil Aeris yang jarang keluar dari sarangnya akhirnya dipakai kembali oleh sipemilik, tentunya ini semua adalah peninggalan paman dan bibinya yang sudah merawatnya hingga mereka berdua tiada.
Jalanan kota terlihat ramai namun jalanan masih lancer tanpa kemacetan hingga Aeris tiba dikampus, ia segera memarkirkan kendaraannya dan keluar dari mobil untuk menuju gedung tempat mata kuliahnya hari ini, Aeris selalu memakai pakaian yang simple ketika kuliah, seperti sekarang ia menggunakan jaket denim yang membalut kaos puith didalamnya dan memakai jeans berwarna hitam dan snikers, rambur Panjang hiramnya ia kuncie, serta tote bag tempat laptop dan buku catatannya.
Ketika baru saja turun dari mobil, Aeris menatap sekitarannya dan melakukan kontak mata dengan beberapa orang yang melewatinya.
"s**t, gue ngerasa aneh lagi" batin Aeris, ia melihat beberapa mata siswa dan dari mereka terdapat dua banding 10 yang memberikan aura aneh pada Aeris, Tidak ingin berlama lama disana Aeris segera mencari gedung yang ia tuju, ia sudah menghafal letak kode ruangan mata kuliahnya dan mencari ruanan yang dimaksud. Ketika sudah menemukan ruang yang pas, Aeris memegang gaging pintu untuk membukanya namun sebuah hawa yang menusuk dirinya terasa mendekat dengan cepat hingga membuat Aeris bergidik sebentar dan melihat kesisi kanannya.
"Selamat pagi" Ucap laki laki itu, Aeris yang melihat bola matanya langsung terpaku sebentar, ia diam dengan pikiran kosong dan laki laki itu juga menatap mata Aeris
"Lo udah balik" Ucapnya membuyarkan lamunan Aeris
"Oh iya, lo.... laki laki kemaren" ucap Aeris mengingat bahwa laki laki yang ada didepannya ini adalah laki laki yang sama dengan laki laki yang ada dirumah sakit
"Gue punya nama, Lawson, lo lupa?"
Aeris tidak menggubrisnya karena merasa hawa dingin yang mencekam ketika ia berada disamping Lawson, ia segera masuk kedalam ruangan yang sudah diisi oleh para mahasiswa lain, ia kesulitan mencari tempat duduk karena banyak yang sudag berada diruangan dan ia tidak ingin berdekatan dengan orang lain, para mahasiswa juga lebih dahulu mengisi bagian sudut yang terpencil, Aeris melirik meja depan yang lumayan lapang dan segera kesana.
"Eh lo ngapain disini?' ucap Aeris, ia sudah mendapatkan tempat duduknya yang akan membuatnya nyaman dan tentram tapi ternyata Lawson mengikutinya
"Gue juga nyari tempat duduk"
Aeris memperhatikan sekitarnya untuk mencari tempat duduk lain, dan dibandingkan beberapa tempat yang memungkinkannya untuk duduk, posisinya sekarang jauh lebih pas untuknya. Merasa kesal pada Lawson membuat ia langsung memicingkan matanya pada laki laki disebalahnya, Lawson juag tidak memperdulikan kekesalan Aeris. Tanpa menunggu waktu lama akhirnya dosen yang mereka tunggu tunggu datang, Aeris kuliah dengan jurusan Pendidikan kedokteran hewan, jika ditanyai kenapa ia mengambil jurusan itu maka ia akan menjawab "Karena lulusnya disana", Aeris memang mengambil jurusan itu secara iseng, dia tidak tahu dia harus menjadi apa dan pada saat SMA seseorang yang menjadi musuhnya ingin masuk ke kedokteran hewan, alhasil Aeris membalas rasa kesalnya degan cara mengalihkan lawannya untuk masuk kampus tempatnya berada sekarang
"Baik semuanya, apa kalian sudah mengirimkan laporan praktek kemaren ke emal saya?" ucap dosen yang baru saja masuk
"Laporan? ck, gimana mau buat laporan, gue aja gak ikut praktek" ucap Aeris pelan seaakn hanya bisa didengar olehnya sendiri
"Pftt"
Lawson tiba tiba tertawa pelan, aeris juga bisa mendengar tawa kecilnya itu yang tepat sekali seperti menertawakan keluhannya
"Yang tidak mengumpulkan laporan akan saya gagalkan pada mata kuliah ini karena ini adalah hal yang wajib kalian pelajari"
"HAH?" ucap Aeris reflex tidak menyangka masalahnya akan seserius itu jika ia tidak mengumpulkan laporannya
"Permisi pak!" ucap Aeris hendak protes dan mengangkat tangannya
"Ada apa?"
"Saya belum mengumpulkan laporan"
"Kalau begitu silahkan keluar, kau sudah dipastikan gagal jadi tidak ada gunanya kau mengikuti kelas saya sampai akhir semester ini"
"Tapi pak, saya tidak mengikuti praktek karena baru saja kembali dari rumah sakit kemaren"
Seisi kelas terdiam, tentunya kelas perkuliahan tidak seperti SMA yang dimana mereka dibagi berdasarkan kelas sehingga semua teman mereka akan selalu sama, dan orang yang tidak mengenal Aeris dikelas sekarang tidak tahu apa yang terjadi pada Aeris, dosen laki laki yang ada didepan langsung diam karena alasan Aeris bukanlah alasan yang salah
"Kenapa kau bisa berada di rumah sakit?"
Aeris menurunkan tangannya hendak mmenjawab
"Kecelakaan pak"
"Kecelakaan? Kecelakaan apa dan berapa lama kau disana?"
Pertanyaan ini membuat Aeris bingung, ia bisa saja jujur namun ia tidak ingin orang yang tidak tahu apa yang terjadi padanya menjadi tahu. Ia memperhatikan sekiat dimana para mahasiswa lain melihat padanya begitu juga dengan Lawson.
"Yasudah lah jujur aja, lagian gue gak salah" ucap Aeris dalam hatinya
"Saya.... saya terlibat kasus yang sedang diberitakan di TV pak" ucap Aeris, sebenarnya ia bingung bagaimana harus menjelaskan kondisinya
"Kasus yang ada di TV?" ucap dosen itu mengulangi perkataan Aeris, ia berfikir sebentar dan mengingat berita yang beredar di kalangan dosen mengenai kejadian yang menimpa mahasiswa mereka
"Ohh. kau salah satunya? yang selamat?" ucap dosen itu lumayan terkejut, ia tidak menyangka kalau Aeris merupakan orang yang dibicarakan, Aeris pun mengangguk membenarkan, dan dalam sesaat juga suara bisikan bisikan dari para mahasiswa diruangan kelas mereka mulai terdengar bergemuruh ditelinganya, Aeris sama sekali tidak memperduilikan ketika semua orang membicarkannya, ia hanya menunggu jawaban keputusan dari dosen yang ada didepannya
"Kalau begitu.... Lawson, kau ulangi pelajaran praktek kita semalam dan Aeris harus membuat laporan dalam waktu 3 hari" ucap dosen trsebut, ia memlih Lawson karena secara kebetulan melihat Lawson duduk disebelah Aeris
"Hah? dia?" ucap Aeris pelan
"Emangnya kenapa? lo gak mau diajari sama gue? lo bisa protes" Ucap Lawson yang tahu Aeris keberataan
"hmm.... gak juga sih, lo kan sama aja sama yang lain, mau lo atau orang lain mah sama aja" Ucap Aeris pasrah karena ia juga tidak memiliki orang yang ia inginkan untuk menggantikan Lawson dalam mengajarinya, ia lebih ingin dosen langsung mengulang pembelajaran untuknya namun itu bukanlah hal yang mudag
Mereka mulai melanjutkan pelajaran dimana sebuah kelompok yang ditugaskan untuk menampilkan makalah penelitian mereka kini berdiri didepam untuk menpresentasinkannya. semua mahasiswa mulai memperhatikan dan menyiapkan pertanyaan yang akan mereka ajukan, pertanyaan yang mereka ajukan biasanya jenis pertanyaan yang akan menjatuhkan kelompok yang tampil, disinilah salah satu cara mereka menunjukkan cara persaingan mereka
"Lo habis ini kelas lain?" Ucap Lawson bertanya pada Aeris yang sedang menyimak
"Ada tapi jaraknya dua jam lagi setelah ini"
"Kalau gitu kita ke lab"
"Ngapain?"
"Lo mau praktek kan?" ucap Lawson mengingatkan pelajaran praktek Aeris, mendengar itu Aeris menghela nafasnya malas, ia harus ikut dengan Lawson dan menyelesaikan laporannya.