"Aeris!" teriak Lawson membuat Aeris yang tadinya melihat tangan kirinya dan menekan lukanya dengan tangan yang satunya langsung melihat Lawson, namun perlahan Aeris merasakan kalau tubuhnya seperti ditarik kebelakang dan ia sedang tidak berpegangan
"AAAAKKKH!!!
SRETTTT
Aeris terjatuh dari ketinggian gedung apartemennya, ia yang tadinya berteriak kini terdiam untuk menikmati setiap detik yang tidak akan berubah menjadi menit saat ia sampai ketanah nanti. Pikirannya kosong menatap kelangit, mencari tahu apakah pemandangan ini akan menjadi pemandangan yang terakhir ia lihat sebelum meninggalkan raganya
Namun sebuah benda yang bergerak cepat membuka mata Aeris yang tadinya ingin menutup dengan pasrah benda itu bergerak lebih cepat seperti ingin mendahuluinya
GREPP
Belum sempat Aeris terjatuh, kini ia sudah berada dalam ketinggian yang terasa tenang, ia bisa merasakan kalau ia berada dalam gendongan seseorang. Aeris membuka matanya dan tersentak melihat dirinya sekarang. Rasa terkejut namun juga rasa kagum menghiasi dirinya saat ini.
Dan tak lupa ia melihat pada laki laki berdarah dingin yang membawanya pada posisi ini, mereka sedang terbang menuju tempat yang tidak diketahui Aeris. Ia melirik matanya hingga mata emas itu melihatnya kembali
"Ehem, Jadi benar yang gue duga" ucap Aeris yang masih dalam gendongan Lawson
"Apa yang lo duga?"
DAP
Mereka berhenti diatas gedung lain yang tentunya jauh dari tempat awal mereka tadi. Aeris segera turun dan melihat sekitarnya
"Dimana ini?"
"Tempat yang harusnya lo lihat setelah melihat gue terbang"
"Hah?"
"Sebelum kita masuk, jelaskan maksud omongan lo tadi. apa yang udah lo duga?"
"Lo Vampire" ucap Aeris dengan cepat, Lawson yang mendengar itu terdiam dan terpaku tanpa berkedip, ia memang berharao kalau Aeris mengetahui itu sendirinya tanpa harus ia yang lebih dulu mengatakannya. Ia tidak tahu harus berbuat apa jika Aeris menganggapnya gila atau menjadi orang gila ketika mendengarnya mengatakan hal yang aneh
"lo.... kenapa mikir gitu?"
"Entahlah, dengan sedikit rasa penasaran gue mencari tahu, lo gak perlu bilang enggak karena gue baru aja ngerasain buktinya" jawab Aeris yang memperjelas ia sangat sadar dengan apa yang baru saja terjadi
"Terus, apa lo tahu siapa diri lo yang sebenarnya?"
"Gue gak tahu karena gue juga merasa apa yang orang lain bilang itu gak bener, apakah gue penyihir? hahahah gue bahkan gak berasal dari keturunan penyihir dan gak pernah punya kemampuan sihir"
Lawson tersenyum miring dan berekspresi aneh, seakan ada maksud tertentu atau rahasia yang ia ketahui. Aeris yang melihatnya langsung mengerutkan dahinya, mencoba menebak apa yang ada dalam pikiran Lawson
"Kenapa muka lo kayak gitu" ucap Aeris yang baru kali melihat ekspresi itu
"Lo pura pura gak tahu? atau memang lo lupa sama semuanya? Emangnya gak ada kejadian aneh yang lo alami?"
"Semua keanehan yang gue alami itu ada waktu gue bareng lo...." nada ucapan Aeris merendah karena ia merasa ada kejadian aneh yang pernah ia alami. Yaitu yang terjadi dengannya dirumah sakit dan ketika ia dalam masa pengibatan, ia teringat akan kupu kupu emas yang datang padanya dan juga dinding kaca yang tiba-tiba hilang untuk sebentar
"Ada" ucap Aeris setelah memikirkannya
"Yaudah kenapa lo heran? itu tandanya lo adalah Wizard, Witcher, lo bisa melakukan beberapa sihir kecil kayak gitu, tapi lo punya kekuatan sihir Utama. dan harus mempelajari sihir yang menggunakan mantra. tapi jenis sihir dengan mantra cumin sedikit sih"
"Oke. gue mau bertanya beberapa hal", tapi sebelum itu kita cari tempat duduk dulu karena gue yakin ini bakalan makan waktu lama. Kalau kita kebablasan samapai larut malam lo harus anterin gue pulang, walaupun pake terbang segala", Aeris melihat sekitar untuk mencari tempat duduk namun atap bangunan tinggi ini tidak ddibuat untuk tempat bersantai seperti gedung apartemnya, ia melihat pintu agar mereka bisa masuk gedung
"Apa kita boleh masuk?"
"Dari tadi gue mau ajak lo masuk, apa gunanya gue bawa lo kesini kalo bukan untuk ngelihat apa yang ada didalam?"
Lawson berjalan mendahului Aeris untuk masuk kedalam, namun saat ia hendak membuka pintu tangannya langsung ditarik oleh Aeris dari belakangnya
"Wait, lo gak mau macam macam ke gue kan?"
"Emangnya lo pikir gue mau apa? udah ayo masuk aja, lo bakalan lihat sendiri apa yang ada didalam"
Mereka akhirnya segera masuk kedalam, awalnya hanya ruangan gelap yang bisa dilihat darisana, mereka masih terus menuruni tangga hingga akhirnya mereka melihat sebuah Lorong Panjang dengan nuansa ruangan yang sangat langka, dinding dan bangunannya terlihat tua namun antik, desainnya bukanlah desain meinimalis yang biasanya digunakan untuk gedung pada jaman sekarang. Aeris yang melihat itu langsung terkagum kagum karena melihat desain klasik yang sangat jarang bisa dilihat sekarang.
"Ini apartemen? gue mau pindah" ucap Aeris, ia tidak menyangka kalimatnya itu membuat Lawson yang berjalan didepannya langsung tertawa
"hahaha, ini bukan apartemen Aeris, ini.... bisa dibilang salah satu tempat milik mahkluk seperti kita, kementrian Zagardos"
"Zagardos?"
"Mereka yang megang kendali peraturan para kaum immortal ketika tinggal didunia manusia, pasti dimanapun kita berada ada oeratturannya kan?"
Mereka terus berjalan hingga akhirnya Lawson membawa Aeris masuk kedalam sebuah ruangan, dan ketika mereka masuk, Aeris kembali terkagun ketika melihat ruangan yang sangat besar berada didalamnya, jika dilihat dari luar siapapun tidak akan berfikir didalamnya akan seluas ini, ruangannya luas hingga keatas, seperti aula besar.
"Kok bisa? kan dari luar aja kelihatan kalau ruangannya gak seluas ini" ucap Aeris menarik tangan Lawson untuk berhenti sebentar
"Sihir"
Aeris terdiam karena ia benar benar merasa tertarik dengan sihir sekarang, setidaknya ia sangat suka dengan keberadaannya sekarang, ia melihat sekitar dimana beberapa orang sedang asik melakukan sesuatu dimeja emas mereka. dan dari yang Aeris rasakan, mereka semua adalah orang prang immortal, bukan manusia.
"Mereka terdiri dari Vampire.... Werewolf.... dan Wizard kan?" ucap Aeris menebak
"Iya, nanti mungkin lo bakalan ketemu sama goblin"
"Goblin? itu beneran ada yah?"
"Ada, tapi jarang kelihatan berkeliaran didunia manusia karena mereka gak punya fisik kayak kita"
TING
mereka masuk kedalam sebuah lift yang ada disana, Aeris terus percaya untuk mengikuti Lawson tanpa menayakan kemana tujuan mereka. Didalam lift tidak hanya ada mereka berdua, ada dua orang laki laki lagi dan satu orang perempuan disana. Aeris yang berdiri didekat Lawson bisa mmerasakan kalau mereka adalah Wizard dan satunya Werewolf.
"Sebenarnya kita mau kemana?" bisik Aeris menyenggol tangan Lawson
"Ada deh"
Merasa curiga dengan Lawson yang merahasiakan tujuan mereka, AAeris melirik tanda nomor lantai yang sedang mereka tuju, Aeris melihat tanda panah menunjukkan kalau mereka sedang naik, Sementara tadinya setelah turun dari atap gedung mereka sudah berada dilantai paling atas.
Setelah mereka sampai ketempat yang tuju, mereka Aeris dan Lawson lebih dahulu turun daripada penumpang lift yang lain, mereka masuk kedalam ruangan yang didominasi warna biru langit dan terasa lebih cerah ketimbang tempat mereka berada sebelumnya.
ruangan ini tidak memiliki banyak barang, jstru cenderung seperti ruangan hampa yang terang dan bersih, namun disudut ruangan ada sebuah meja dan laki laki yang duduk membelakangi mereka.
"Wow wow wow.... akhirnya kau menemukannya" ucap laki laki iitu kemudian berbalik melihat mereka berdua
"Siapa dia?"
"Lebih baik lo langsung kenalan aja"
"Lawson, lama gak bertemu, aku dengar kau baru aja pulang sebentar seperti biasa"" ucap laki laki itu
"Iya, ini orang yang aku bicarakan"
Aeris langsung memberi tatapan aneh dan curiga pada Lawson, ia beranggapan negative ketika tahu Lawson pernah menceritakan Aeris dengan laki laki dewasa didepannya.
"Ehm, Aeris" Ucapnya memperkenalkan diri sambal mengulurkan tangan, laki laki itu tersenyum dan menerima uluran tangannya, ketika tangan mereka bersentuhan Aeris yang sedari tadi ingin mencari tahu siapa laki laki itu semakin kebingunban. Ia tidak dapat merasakan aura apapun ketika melihatnya, dan ketika mereka bersentuhan Aeris tidak tahu apakah ia termasuk pada golongan hangat atau dingin. Tapi ia juga yakin laki laki itu bukan Wizard seperti dirinya
"Lorax"
"Pfttttt"
Aeris hamper saja tertawa ketika mendengar nama laki laki itu, ia merasa namanya sangat lucu dan sepertinya ppernah mendengarnya sebelumnya. Lawson yang melihat itu juga meliriknua dengan tatapan bertanya tanya
"Maaf, rasanya nama itu gak asing" ucap Aeris yang masih berusaha menahan tawanya, ia teringat akan sebuah film animasi yang pernah ia tonton, dimana didalam film itu ada karekater lucu bernama Lorax
"gak masalah, ini bukan pertama kalinya" ucap laki laki itu yang terdengar frustasi
"So...."
BLUPP
Ketika Lorax menengadahkan tangannya pada satu arah, dua buah kursi langsung muncul dari sana, Aeris yang melihatnya lagi lagi merasa kagum dan membulatkan bibirnya
"Silahkan duduk dulu" ucap Lorax pada mereka
"Ku dengar kau belum tahu tentang dirimu" ucap Lorax pada Aeris setelah mereka berdua duduk, Aeris yang merasa kalau Lawson menceritakan tentang dirinya kke orang lain langsung melirik Lawson. Ia tahu kalau laki laki itu sudah mengawasinya selama ini sampai cerita tentang dirinya sudah menyebar ke orang lain
"Yah begitulah" ucap Aeris
"Sejak kapan kau menjadi seperti ini?"
"Yah mana aku tahu"
"Sejak kecil?"
"Gak juga, baru baru ini"
Lorax mantap Aeris sebentar dan membuat Aeris sedikit tidak nyaman
"Kau tahu kenapa Lawson membawamu kesini?" ucap Lorax lagi, Aeris yang kini merasa Lawson sangat mencurigakan terus menerus meliriknya dan juga menjawab pertanyaan Lorax dengan gelengan kepala
"Bahaya jika yang lain tahu kau tidak bisa menggunakan kekuatanmu, dan parahnya lagi kau tidak tahu apa kekuatanmu. kau pasti sudah merasakan kalau mahkluk seperti kita punya aura yang bisa dirasakan oleh orang lain, dan kau memiliki aura yang kuat dan menandakan kalau kekuatan alami milikmu sudah pasti kuat. Bgai Vampire darahmu pasti sangat menggiurkan karena mereka akan merasakan sensasi dari efeks sihir ditubuhmu, dan bagi penyihir lain.... mungkin mereka akan merasa tertantang untuk menyerangmu dan merebut sihir mu itu" jelas Lorax secara perlahan dan mata yang saling bertaut dengan Aeris
Mendengar penjelasan itu Aeris merasa ia berada dalam kondisi bahaya, namun mengingat Vampire yang takut padanya waktu itu ia benar benar merasa beruntung tidak menunjukkan kalau ia tidak bisa menggunakan sihirnya, atau perempuan penghisap darah itu akan menyantapnya
"jadi.... aku harus apa?"
"Belajar"
"Belajar? mengenai sihir?"
"Belajar menggunakan kekuatan mu, dan mencari tahunya. Biasanya belajar menggunakan sihir ini harus dari kecil, dan karena kau adalah hal langka, kau harus diajarkan oleh Lawson. Tidak ada penyihir yang tiba tiba menjadi penyihir ketika dewasa Aeris, Wizard itu ditentukan sejak lahir. Ada yang menghalangi kemampuan mu itu sejak kau lahir, dan segel itu terbuka sekarang. dan mungkin terbuka secara tidak sengaja" jelas Lorax
Suasananya menjadi hening, Lawson menatap Aeris yang terhenyak ketika mendengar penjelasan Lorax yang memang sudah ia ketahui sejak awal. Aeris bukan wizard yang tiba tiba muncul begitu saja. pasti ada aspek lain dibalik dirinya dan latar belakangnya.