3

1807 Kata
Baru saja ia bertemu dengan laki-laki yang tidak ia kenal tadi, kini Aeris sudah kembali ke bilik kamar tempat ia berada di rumah sakit ini, ia masuk kedalam dimana ia dirawat sendirian disana, tidak ada orang yang datang menjenguknya karena berita ini juga pasti belum terdengar oleh teman seperkuliahan yang juga tidak mungkin akan datang mengunjungi murid tertutup seperti dirinya, dan ia juga tidak memiliki keluarga yang akan datang untuk melihatnya. "Akhirnya kau kembali" ucap seorang perempuan yang muncul dari pintu masuk setelah Aeris berdiri didepan jendela menatap perkataan diluar "Kenapa? apa aku melewatkan sesuatu suster?" ucap Aeris yang mengira ia mungkin melewati tahap pemeriksaan ketika ia pergi dari ruangannya "Bukan, tadi keluargamu mencari mu jadi aku bilang supaya dia langsung saja datang kesini, dan dia kembali lagi menemuiku mengatakan kalau kau tidak disini" ucap suster tersebut membuat Aeris diam dan merasa lucu disaat yang bersamaan, siapa orang yang tiba tiba memiliki niatan untuk berpura pura menjadi keluarganya "Keluarga? siapa? aku gak punya orang tua atau siapapun yang bisa disebut keluarga" ucap Aeris dengan nada meremehkan perkataan suster tersebut "Katanya dia saudara laki-laki mu, umurnya juga masih muda" ucap suster itu mulai ikut bingung karena Aeris tidak mengakui laki laki yang mencarinya sebagai saudaranya. Aeris dan suster itu saling menatap untuk beberapa saat seakan masing masing dari mereka sedang ingin menebak dan memastikan kalau orang yang ada dihadapan mereka ini sedang tidak berncanda. Namun selang beberapa lama mereka bicara tidak ada pertanda kalau mereka berbohong, mata mereka masing masing menunjukkan keseriusan dalam perkataan mereka "Kau becanda?" Ucap mereka berdua lagi secara bersamaan" "Jadi kau tidak punya keluarga? bahkan saudara laki-laki? atau jangan jangan dia pacarmu?" ucap suster itu menduga "Ahahaha, pacar? Aku bahkan gak punya mantan sangkin gak pernahnya menjalin hubungan sama laki laki" Ucap Aeris "Sebentar, aku akan menghubungi rekanku yang melihat laki-laki itu, kita harus tahu siapa dia samoai berpura pura seperti itu" ucap suster tersebut mengambil ponsel dari saku serangan kesehatannya Knock Knock Knock Suara ketukan pintu terdengar dan tanpa basa basi orang yang mengetuk itu langsung membuka pintu ruangan mereka, suster rumah sakit dan Aeris langsung melihat kesana dan menemukan seorang laki laki tampan dengan perawakan tinggi, kulit putih bersih, rambut berwarna hitam yang lebat dan mata emerald masuk kedalam ruangan mereka dan langsung menatap Aeris dan suster itu secara bergantian. "STOP!" Ucap suster itu menyadari laki laki itu adalah orang yang mengaku-ngaku bahwa ia saudara Aeris dan Aeris juga tahu kalau dia laki laki yang tadi menarik tiang infusnya dan mengaku bernama Lawson "Kau penipu, kau bukan saudaranya, jangan mengaku ngaku atau akan aku panggilkan security untuk menghusirmu dari sini" Ucap suster tersebut mencoba melindungi Aeris yang berstatus sebagai pasiennya "Siapa bilang aku penipu? Aku tidak bermaksud menipu kalian tapi aku yang membawa dia kerumah sakit ini dan mengaku sebagai saudaranya agar kalian mau menangani dirinya sebagai pasien, aku teman seperkuliahannya, makanya aku membantunya" Ucap Lawson menatap dokter tersebut. Aeris yang mendengar itu langsung mengertukan dahinya bingung "Jangan ngaku ngaku deh Lo, Lo siapa? Kenapa dokter bilang lo keluarga gue? Gue gak punya keluarga" ucap Aeris menatap dengan tajam, Lawson langsung menatap manik mata Aeris dan diam beberapa saat, seakan ia sedang memastikan sesuatu hanya dengan tatapan matanya saja "Gue Lawson, anggap aja gue orang baik yang ikut membantu pihak rumah sakit yang menolong lo semalam, dan mungkin lo gak ingat sama gue karena lo juga sangat sangat menutup diri lo dikampus, tapi gue kenal semua mahkluk yang ada disana" Ucap Lawson dengan Bahasa yang aneh ketika menyebut semua orang yang ada dikampus dengan sebutan "Mahkluk" Aeris yang mendengar itu mencoba mengingat wajah Lawson, ia memang tidak memiliki banyak kenalan dikampusnya namun bukan berarti ia tidak pernah memperhatikan wajah wajah yang ada disana. Selang beberapa lama ia memperhatikan ia mengingat seorang laki laki yang sering dibicarakan dikelasnya ketika laki laki masuk ke kelas, para perempuan langsung berbisik bisik mengenai laki laki itu dan membuat Aeris kepo pada awalnya, ia melirik laki laki yang membuat heboh pada waktu itu dan menemukan kesamaan wajah mereka dengan laki laki yang ada didepannya sekarang. "O,oh. Lo cowok itu, gue ingat, tapi gue tetap merasa gak mengenal lo" Ucap Aeris mengakui kalau Lawson merupakan orang yang ia kenal namun menolak untuk menganggap mereka adalah orang yang lumayan dekat satu sama lain untuk saling menolong "Ohhh... huft. berarti kalian teman seperkuliahan, kalau begitu aku lega, sebentar lagi akan jadwal makan siang dan kamu akan diperiksa kembalis setelahnya, sekarang kau bisa beristirahat kembali supaya cepat pulih" Ucap suster itu hendak meninggalkan Aeris dengan Lawson setelah merasa aman meninggalkan mereka "Tapi sus, rasanya aku udag sehat deh, lagian aku gak terluka parah" ucap Aeris "Walaupun begitu kau harus mengikuti pemeriksaan rutin sampai selesai untuk mastiin keadaan organ dalammu baik baik aja, mungkin kamu kelihatan sehat diluar tapi belum tentu gak ada luka dalam" ucap suster tersebut Laswon yang mendengar itu masih berdiri ditempatnya mencoba menyimak semua yang bisa ia dengar "Tapi sus-" Ucap Aeris ingin menanyakan keheranannya lagi, tapi ketika ia hendak bertanya kenapa ia baik baik saja padahal darah keluar banyak dari tubuhnya dan ia merasakan sakit yang sangat bertubi tubi tadi malam, ia mengurungkan niatnya ketika melihat Lawson. Pada akhirnya suster itu akhirnya pergi meninggalkan Aeris dan Lawson disana, Aeris hanya diam melihat kepergiannya dan mulai menatap Lawson curiga dan tanpa rasa takut, ia bertanya tanya kenapa laki-laki itu bisa ada dengannya dan ikut campur dengan kejadian semalam "Lo bisa pulang, gue gak tahu kenapa lo ada disini dan nolongin gue padahal-" ucapan Aeris terpotog sebentar dan ia menyadari suatu keanehan "Ngomonhg ngomong, kenapa lo bisa menjadi wali gue? semalam jelas jelas ambulan yang datang menjemut gue dan gak ada orang lain disekitaran gue semalam. kenapa... kenapa lo ada disini?" heran Aeris "Gue bakalan menjawabnya setelah lo menjelaskan apa yang terjadi semalam" ucap Lawson, Aeris diam sejenak karena yang dimintai oleh Lawson bukanlah sesuatu hal yang bisa diceritakan dengan suasana hati yang tenang apalagi senang "Lo gak lihat berita hah? bahkan kalau TV gak dinyalain lo pasti mendengar bisikan bisikan orang yang bergosip tentang kejadian yang menimpa gue dari orang orang yang ada disana" Ucap Aeris menunjuk pintu masuk bilik kamarnya, Lawson melihat kearah yang ditunjuk dan menemukan beberapa kepala yang sedang mengintip dari kaca pintu. mereka adalah orang yang kepo mengenai kejadian heboh dirumah sakit ini dan juga berita yang ada di Tv "Gue udah dengar, tapi bisa jadi ada detail yang belum gue dengar" "Detail? lo mau sedetail apa dan lagi pula apa gunanya sama lo hah?"Kesal Aeris "wait, lo kenal sama Licia?" Ucap Aeris mencoba menebak hubungan mereka berdua, Lawson tidak langsung menjawab karena tujuannya menanyakan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Licia, dia hanya tidak sengaja melihat sesuatu yang aneh berakhir ditempat kejadian kejahatan itu berlangsung dan mencoba mengikuti ambulans yang pergi membawa dua perempuan yang ada disana "Bisa dibilang iya" ucap Lawson Aeris diam sebentar dan mengira kalau Lawson adalah laki laki yang sedang berusaha terlihat tengar dan mencari tahu keadilan bagi Licia, ia ingin tahu semuanya dari Aeris yang menjadi satu satunya saksi mata dan ikut menjadi korban malam itu. "Maaf" ucap Aeris mulai memelankan suaranya yang sedari tadi sangat judes dan ketus pada Lawson "Maaf? bukan itu yang gue mau" ucap Lawson didalam hatinya "Maat untuk?" Ucapnya menunggu kelanjutan perkataan Aeris "Semua yang diberitakan di TV itu benar, baik itu kasus pelecehan dan lainnya, gue gak sengaja aja lewat waktu mau pulang, gue minta maaf karena terlambat nolongin dia, gue gak.... gue gak tahu kalau dia disiksa kayak gitu dan gue ragu untuk ikut campur dan nolongin dia, kalau aja gue cepat meminta pertolongan mungkin dia gak akan berakhir kayak gitu" ucap Aeris yang justru merasa bersalah "Terlambat atau enggak, belum bisa mastiin dia selamat sekarang, bisa jadi kalau lo nolongin dia lebih awal justru kalian berdua yang tewas" Ucap Lawson, Aeris dibuat bingung olehnya dengan respon yang sangat cepat itu, seakan Lawson tidak berfikir terlebih dahulu sebelum mengatakannya "Hah?" heran Aeris "Gak perlu merasa bersalah" ucap Lawson datar, meskipun dia tidak mengatakan itu untuk membuat Aeris lebih tenang dan terhibur, namun Aeris yang mendengar itu menjadi tenang dan lega, rasa bersalah yang ada didalam hatinya sudah berkurang "Jadi kenapa lo bisa pingsan padahal lo gak terluka? Ucap Lawson kembali bertanya "Siapa bilang gue gak terluka, gue.... gue dihempaskan ke aspal makanya gue kena geger otak, luka dalam" Ucap Aeris, ia ingin mengatakan kalau sebenarnya ia dihajar habis habisan semalam namun itu akan membuat dirinya terlihat aneh, bahkan ia heran pada dirinya sendiri dan masing bertanya tanya apa yang terjadi padanya. Aeris juga tidak ingin tahu hal ini diengar oleh orang lain. "Gitu doang? apa lo gak merasakan ada sesuatu yang aneh?" ucap Lawson Aeris yang mendengar itu bingung harus menjawab apa, ia takut kalau keanehan yang ia alami ini akan membahayakan dirinya jika diberitahu kepada Lawson "Aneh? aneh gimana?" ucap Aeris Lawson merasa ia tidak mendapatkan jawaban yang ia cari dari Aeris, ekspresi seriusnya langsung berubah menjadi ekspresi kedewa "Kalau begitu gue pergi" Ucap Lawson dan segera pergi dari sana menginggalkan Aeris sendirian. Sepeninggal Lawson, Aeris tertegun dan pikirannya menjadi ramai dengan berbagai pertanyaan, Ia menatap kepergian Lawson dan juga mengalihkan perhatiannya kejendela, dinding yang disampingnya sepenuhnya kaca yang memperlihatkan pemandangan luar, ia hanya memiliki tirai yang bisa menghalau jika sinar matahari masuk kedalam ruangannya. pikiran Aeris kosong, benar benar kosong begitu ssaja ketika ia sudah Lelah dan tidak tahu harus berbuat apa setelah kejadian yang menimpanya ini. matanya menatap kaca namun pikirannya pergi entah kemana. Hingga sebuah kupu kupu muncul dan menempel pada kaca yang sedang ia amati dan mencari perhatiannya. Lamunannya menjadi buyar seketika dan ia menatap kupu kupu berwarna kungi keemasan itu dengan lamat, warna saying kupu kupu itu benar benar didominasi dengan warna emas, dan yang paling mengejutkan Aeris, sayapnya juga berkilau seperti ada sinar matahari yang menimpanya, seakan benar benar ada serbuk emas disana. Aeris langsung menurunkan kakinya dari ranjang mencoba berjalan mendekati dinding kaca. ketika ia sudah benar benar dekat, ia menempelkan telapak tangannya ditempat kupu kupu itu menempel disisi luarnya. "Apa diketinggian seperti ada kupu-kupu? kenapa dia terbang tinggi banget? disini juga gak ada bunga" ucap Aeris heran, bagaimana bisa kupu kupu seindah itu muncul ditempat setinggi ini tanpa tujuan tangan Aeris yang menempel dikca terus berada disana, ia mencoba menggeser tangannya dan tanpa jeda kupu kupu itu mengikuti pergerakan tangan Aeris, melihat itu Aeris langsung tersenyum penuh semangat, ia berjalan kekanan ingin memastikan apakah kupu kupu itu benar benar mengikuti tangannya. dan benar saja, sejauh apapun Aeris berjalan kupu kupu itu mengikuti tangannya yang menempel. Setelah puas bermain Aeris hendak menarik tangannya dari dinding kaca dan BLUP... Kupu kupu yang ada diluar dinding itu terus mengikuti Aeris, bahkan kini kupu kupu itu berada diruangan yang sama dengan Aeris setelah menembus dinding kaca "Akhhh!!!" Pekik Aeris terkejut, ia bahkan terjatuh kebelakang karena menabrak meja yang ada dibelakangnya ketika ia hendak berlari mundur
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN