Marsya ketiduran ketika ia capek menangis dari tadi, tanpa ia sadari bahwa kini kamarnya gelap gulita menandakan bahwa sudah mala. Maka ia segera turun ke bawah ia merasakan sakit kepala yang luar biasa. Hal itu salah satu karena ia semakin banyak menangis. Ia melihat Arga sedang makan bersama dengan Keisya. “Bunda ayo makan.” Marsya berhenti di samping Keisya ia kaget dengan panggilan anak perempuan itu padanya. “Bunda?” Beo Marsya. “Iya Bunda Marsya, kata Ayah kalau Bunda itu Bundanya Keisya.” Marsya menatap Keisya dengan dingin sehingga Keisya sedikit takut melihat Marsya. “Saya bukan Bunda kamu, jadi jangan panggil saya dengan sebutan itu.” “Ay.” Arga memegang tangan Marsya dan ditepis olehnya, ia melanjutkan perjalanannya dan mengambil minum dari dispenser. “Mbok!” Marsy