Agnes duduk di hadapan pria itu. Di kafe yang biasa mereka kunjungi untuk menghabiskan waktu bersama. Sekarang, entah sudah berapa lama semuanya berubah. Pertemuan mereka tidak seintens dulu. Bahkan, pemilik kafe DIKARA saja sempat heran mengapa keduanya jarang lagi datang. Biasanya, dalam sebulan mereka bisa datang tiga sampai empat kali. "Kamu masih suka americcano," gumam Agnes, tersenyum tipis. Pria di depannya jelas saja mengerutkan kening. "Itu seperti ucapan untuk orang yang sudah lama nggak kamu temui," balas pria itu. Agnes masih mempertahankan senyum manisnya seraya meraih gelas caramel macchiato-nya kemudian menghidu aroma minuman tersebut dan menyeruputnya sedikit. "Aku tahu," balas gadis itu. Lalu keheningan tercipta. Agnes diam, pria tinggi di depannya juga tidak mengatak