Pagi ini, Pevita bangun cepat. Keadaan hatinya terlalu baik untuk berlama-lama tidur. Dia sudah selesai keramas, merapikan tempat tidur, dan kini tinggal menikmati sunrise di depan kaca dengan se-mug teh hangat manis sebelum memulai aktivitasnya. "Sungguh hari yang indah," gumam perempuan tersebut, seraya meletakkan mug-nya dengan elegan ke atas meja. Pevita mengeratkan bathrobe-nya. Lantas menyandarkan punggung di sofa single yang dia duduki. Merasakan sinar mentari yang menyorot ke arah wajahnya. Hangat. Pagi hari yang cerah adalah momen terbaik yang tidak boleh dilewatkan dalam keadaan hati yang baik seperti ini. Namun ketika pintu rumahnya terbuka secara kasar, Pevita tahu bahwa pagi indahnya harus terinterupsi dengan sedikit keributan. "Pevita, kamu gila?!" See. Ini bukan lagi se