Pevita lupa kapan dia pindah sehingga berakhir tidur di kamar. Yang dia tahu, setelah menenggak obat, dia masih merasa kacau. Lalu kini, dia terbangun dengan kepala pening. Hujan selalu membawanya pada obat-obatan yang membuatnya tak sadarkan diri semalaman. Hal yang selalu membuatnya dimarahi oleh orang terdekat jika mereka tahu. Wanita itu menghela napas menyaksikan barang-barang yang berserakan di kamarnya. Pakaian, pas foto, guci, semuanya benar-benar hancur. Dia yakin, bukan hanya kamar yang berantakan, seluruh rumah pasti kacau. Pevita sadar seberapa gila dirinya jika sudah lepas kendali. Tapi jujur saja, ini kali pertama dia mengacaukan seluruh rumah hingga seperti ini. Lekas saja wanita tersebut meraih ponsel, menghubungi orang yang biasa membersihkan rumahnya. Memang, dia tidak