Pevita menatap Intan dengan mata agak memicing. Pasalnya, minggu lalu dia datang ke rumah Gara, minggu ini pun sama. Apakah teman biasa akan selalu berkunjung? Apalagi ini Gara, seorang lelaki tulen, dan tidak punya pasangan, sementara dirinya juga seorang gadis. Entah mengapa, insting Pevita mengatakan bahwa ada niat terselubung dari datangnya perempuan tersebut. Terlebih dengan caranya bersikap pada pria tinggi yang Pevita incar itu. Mungkinkah Intan juga menyukai Gara? Benar. Bukannya tidak mungkin seorang teman wanita menyukai teman prianya. Sebab pertemanan antara laki-laki dan perempuan selalu rentan disisipi cinta di dalamnya. Sama seperti dirinya dahulu. Pertemanan dan cinta yang rumit, yang mengantarkan dua nyawa menghilang. Membuat Pevita pernah berpikir, bahwa semua kemalangan