Kailen menarik napasnya dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan. Pandangannya menunduk, menatap lekat permukaan meja yang dipenuhi oleh bekas wadah makanan. Dirinya kembali tersenyum tipis, tetapi sekilas terlihat seperti senyuman yang miris. "Terima kasih ... atas undangan makan malam yang telah Anda berikan," gumam Kailen pelan hingga perlahan pandangannya tertuju pada Adam. "Saya harap Anda tidak perlu ... melakukan ini lagi," sambung Kailen lalu bangkit berdiri. Adam sedikit terkejut melihat Kailen menundukkan kepala, sebuah tanda jika wanita itu hendak pergi. Bibirnya terbuka berniat mengatakan pada Kailen untuk tidak segera pergi. Tetapi lidahnya terasa kelu seolah tergigit sesuatu hingga perlahan wanita itu melenggangkan kaki meninggalkan meja makan itu. Kailen masuk ke dala