Cukup lama Bobby terdiam di depan pintu kamarnya. Menelan ludahnya dengan susah payah. Pada akhirnya dia memang harus menghadapinya.
Bobby memegang handle pintu, membukanya perlahan. Pertama dia ingin memastikan apa yang sedang Andrea lakukan. Dia melihat istrinya masih belum beranjak dari tempat tidur.
Menghela nafas panjang, Bobby menyiapkan dirinya. Berjalan tanpa suara, dia duduk di pinggiran tempat tidur. Posisinya membelakangi Andrea. Keduanya masih mengenakan pakaian yang semalam.
"Aku ngerti kalo kamu marah. Bahkan aku akan terima kalo kamu pukul aku. Tapi please, kamu gak boleh marah juga ke anak kita!" Bobby menekan perasaan bersalahnya, dia harus tetap menunjukkan ketegasannya. Karena kalau dia menunduk, maka Andrea hanya akan semakin jijik terhadapnya.
Bobby tidak mendap
