13

975 Kata

Aku membuka mata saat merasakan nyeri di pergelangan tangan yang terbalut perban putih. Saat menoleh ke samping, tampak Mas Pram sedang terlelap dengan tubuh menyandar di kursi. Tangan lelaki berperawakan tinggi tegap itu memegang HP. "Mas," panggilku. Tak ada sahutan. d**a terasa berdebar saat tanganku bergerak perlahan ke arah benda di tangan Mas Pram. Ambil lalu hapus vidionya, Nayma. Dengan begitu, kamu akan bebas dari belenggu Pram. Saat teringat kejadian saat kulempar dedek ke lantai, aku menggigit bibir. Semoga dedek baik-baik saja. Aku sama sekali tak berniat menyakitinya. Maafkan bunda, Dek. Dadaku semakin bergemuruh saat jari telunjukku menempel pada HP dalam genggaman Mas Pram. Kutarik perlahan. "Nay." Suara yang tak asing membuatku segera menarik tanganku. Aku menatap ke s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN