"Astaga!" Tubuh Leta kudorong mundur hingga menabrak pintu mobil di sampingnya. Akupun langsung spontan menjaga jarak darinya dan memukul kemudiku dengan keras. "Sial!" Kuacak susunan rambut yang sudah tertata rapi, bahkan memukuli kepala sendiri karena rasa bersalah pada Mira yang tiba-tiba menggelayut. Enggak. Ini jelas salah. Meskipun Leta adalah wanita yang halal apabila aku sentuh, tetap saja ini bisa dikategorikan sebagai pengkhianatan. "Bodoh, bodoh!" Entah berapa kali aku mengumpat atas kebodohan yang aku lakukan barusan. "Sial!" "Sorry, Let. Anggap aja yang barusan enggak pernah terjadi." "Maksud kamu?" Leta tampak menyerngit saat kedua mata kami saling bertemu tatap. Raut yang ditunjukkan juga pancarkan kekecewaan. "Kamu nyesel udah nyentuh aku?" Aku kesulitan memberi ja