Aku berjalan ragu menuju lantai atas tempat Mira tinggal, setelah memarkirkan kendaraanku pada area parkir.
Bukan apa-apa. Aku hanya takut dia akan menolak kehadiranku kali ini. Apalagi semenjak kekacauan yang disebabkan Leta tempo hari, Mira tidak bisa aku hubungi. Ia juga tidak menampakkan diri tiga hari belakangan. Apa dia sangat marah kepadaku?
Ah, semua pertanyaan yang timbul pada otakku terasa menggangu.
Oke. Kuhirup udara dalam-dalam saat aku berdiri di depan pintu masuk apartemen Mira. Kutekan beberapa angka pada pintu yang akan memberiku akses untuk memasuki ruangan.
Ini terlalu sunyi. Tidak biasanya tempat tinggal Mira terlalu tenang seperti ini. Apa jangan-jangan....
"Sayang?" Aku beralih ke kamar.
Benar dugaanku. Mira terbaring lemah pada ranjang dengan selimut yang menu
