"Sudah bisa cemburu, sayang?" Aku menertawakan reaksinya ketika wajah Mira melengos ke samping. Raut kemerahan itu semakin kentara saat aku mencoba meraih kedua pipinya, agar arah pandangnya tidak berpaling dariku. Apa tadi katanya? Dia enggak berani menghubungiku, dan tidak tahu apa yang terjadi terhadapku dan Leta di sana? Ah, kepalaku terasa semakin besar jika mengartikan ucapannya itu. Padahal, aku sama sekali tidak menyentuh Leta meskipun wanita yang sudah berstatus sebagai istriku itu, terang-terangan menggodaku dengan melepaskan bajunya, dan hanya menyisakan dalaman s*ksi yang melekat pada tubuhnya. Sejenak pikiranku teralihkan dengan warna lingerie yang sangat kontras dengan warna kulit Leta. Ia terlihat sangat cocok ketika mengenakannya. Ya Tuhan... kenapa pikiranku malah ke