"Di mana?" Tanpa pedulikan Mira yang sepertinya berdiri menyambutku, aku terus mengitari seluruh ruangan dan mencari keberadaan pria sialan yang berani-beraninya mendekati Mira. "Di mana laki-laki sialan itu? Jawab, Mir!" "Kamu nuduh aku?" Mata lebarnya ketika menatapku, jelas menampilkan raut kecewa. Namun aku jauh lebih kecewa. Aku sudah berusaha mempercayainya selama ini, kenapa dia dengan mudah menghancurkan kepercayaanku? Apa aku bukanlah orang penting dalam hidupnya? "Gimana bisa laki-laki itu mengangkat telepon dariku?" Gak mungkin jika mereka sedang tidak bersama, kan? Tanpa pikir panjang, kuraih ponsel Mira yang tergeletak di atas nakas. Mencari semua sisa-sisa bukti yang mungkin bisa menyanggah prasangkaku. "Kamu menilaiku sebagai apa? Wanita p*lacur?" Suara Mira terdengar