Leonardo Gavinsky Hari itu akhirnya datang juga. Hari dimana aku akan menikah dengan Delilah Davis, secara kontrak selama 1 tahun. Gadis yang hanya sebulan lalu kutemui secara tidak sengaja saat dia terjebak badai di dalam mesin ATM. Gadis cantik yang bertingkah seakan tidak tertarik padaku saat pertemuan pertama kami, meskipun pipinya selalu bersemu merah saat di depanku. Jika diingat-ingat, pipi merah itu yang membawa kami berdua hingga di titik ini. Jika saja Delilah tidak memiliki pipi yang merona sepanjang waktu, aku mungkin tidak akan menyewanya malam itu. Dan aku mungkin tidak akan menikah dengannya hari ini. Tapi Tuhan sepertinya senang menambahkan drama di hidupku. Sebanyak aku bersyukur karena Dia telah mengirimkan malaikat paling licik sekaligus paling imut dalam hidupku,