Nada ponsel yang menyalak membangunkan Devan dari tidurnya. Matahari sudah tergelincir ke barat. Langit pun mulai gelap. Devan bangkit dan mengambil ponsel-nya. Panggilan masuk dari Jihan. "Iya, Jihan. Ada apa?" "Aku cuma khawatir. Setelah sampai, kamu harus istirahat total. Makan juga yang teratur. Sebaiknya, makan bubur dulu. Oh iya, obatnya jangan lupa diminum dan olahraga yang teratur, yang ringan-ringan aja. Kamu ngerti?" sahut Jihan dari seberang sana. Gadis itu mengoceh seolah dirinyalah satu-satunya yang mencemaskan Devan. Tawa kecil Devan itu terdengar oleh Jihan di sana. "Kenapa malah ketawa? Ada yang lucu?" "Iya, lo lucu banget. Merhatiin gue kayak pacar gue aja. Nggak segitunya juga, 'kan? Manis banget." "Jangan salah paham, ya! Aku merhatiin kamu karena kamu itu pasien