Devan membuka mata dan menarik Eunha dalam pelukannya. Baginya, bersama Eunha adalah hal yang membahagiakannya. Dia hanya ingin menikmati tiap detik kebersamaannya dengan gadis itu sebelum Arka kembali. Arka adalah pemilik hati Eunha yang sesungguhnya. Eunha tak mengerti kenapa pelukan hangat itu membuat dirinya gemetar dan terharu. Pria itu memeluknya erat, sesekali mengecup lembut bahunya. 'Ada apa dengan dia? Dia nggak seperti Arka-ku. Ke mana Arka yang dulu? Entah kenapa, aku merasa dia lebih mencintaiku daripada aku mencintai dia. Arka yang dulu nggak pernah seserius ini soal cinta.’ Devan melepaskan pelukannya. Eunha membalas senyuman sekalipun hatinya masih sangat bingung. Ada pesan masuk yang terdengar dari ponsel Devan. Dia merogoh saku jaketnya dan membaca pesan singkat itu.