Sudah tiba hari yang dinantikan setiap keluarga. Hari lamaran. Di kamar sudut, Eunha menatap bias wajahnya di cermin. Dia sudah sangat cantik untuk prosesi lamaran yang akan digelar satu jam lagi. Dua keluarga pun sudah berkumpul di ruang tengah.
"Ini waktunya, Eunha," monolognya.
Eunha bangkit dari duduknya dan berhenti di depan kamar Arka. Pria itu sudah sangat tampan dengan stelan jas hitam dan tatanan rambut yang rapi. Namun, bias wajahnya terlihat ragu.
"Arka?"
Arka menoleh saat Eunha mendekatinya.
"Gue nggak tau apa yang lo pikirkan sekarang. Gue nggak akan egois lagi. Semua terserah lo. Kalau lo ragu tentang pernikahan ini, tolong jangan turun. Tapi kalau lo tetap turun, gue anggap lo setuju dan kita akan tetap lanjutkan hubungan ini sampai kita menikah," ungkap Eunha.
Arka ta
