Sekalipun kelam, Devan baru menyadari bahwa hidup Arka memiliki kristal indah yang terus memancarkan setitik cahaya terang. Cahaya milik Eunha. Hidupnya yang sulit mampu Arka lalui karena ada Eunha di sampingnya. Senyum gadis itu seperti mentari yang mampu menghangatkan hati orang yang dicintainya. Menjalani hari sebagai Arka tak ayal membuat Devan sangat lelah. Namun, di saat bersamaan, dia justru tersenyum ceria. Setiap pagi ketika bangun, dia menyambut pagi dengan detak jantung yang berirama cinta. Devan bergegas meraih ponsel yang berada di sisi kasurnya, panggilan masuk dari Eunha. "Good morning, Charming!" Suara Eunha di seberang telepon terdengar ceria. "Hari ini apa lagi? Ke mana lagi gue harus bawa lo pergi?" "Kita liburan, ke tempat favorit kita!" Devan terdiam, sejenak. Ba