Pagi yang cerah. Sama seperti sebelumnya, Devan masih bersikap dingin pada Eunha. Gadis itu merasa kesal dan hanya bisa menggerutu. Usai sarapan pun, dia tak ada habisnya menunjukkan wajah kusut. Masih bergelut dengan piring kotor dan buih di baki cuci. "Nggak, aku harus kasih dia pelajaran. Aku harus buktiin kalau dia memang masih cinta sama aku." Setelah selesai dengan tugas kebersihannya, Eunha mengambil kantong plastik dari keranjang sampah dan berniat membuangnya. Sementara di pelataran, Devan berhenti dari kegiatan olahraga paginya sambil menyeka peluh keringat di dahinya. Dia melepaskan earphone dari kedua telinganya dan mendekati meja. "Minumnya habis," ujarnya saat meraih botol di atas meja. Devan segera masuk ke rumah dan dari kejauhan, Eunha berjalan berlawanan arah denganny