Bab 28. Menguak Luka Hati

1810 Kata

Mama Wendi semakin menangis. Bahkan, genggaman putranya itu tak bisa menenangkannya. Entah kapan Arka bangun dan sampai kapan Devan bertahan, hanya waktu dan takdir yang bisa menjawabnya. "Kenapa kamu berbuat sejauh ini? Apa yang papa lakuin ke Arka itu bukan karena kamu. Bukan kamu yang harus bertanggung jawab." "Tapi membiarkan dia tetap bahagia itu tanggung jawab seorang kakak, 'kan? Dia nggak harus tau semua yang kulakukan untuk dia. Karena yang kulakuin selama ini bukan sesuatu yang istimewa, tapi satu bentuk kewajiban. Aku nggak bisa jagain dia secara langsung karena aku nggak lebih kuat dari dia. Tapi itu bukan berarti aku nggak bisa berbuat apa-apa untuk jadi pelindungnya, kan? Seenggaknya, aku harus jadi malaikat untuk adikku sendiri." Mama Wendi tak tahu hatinya bisa serapuh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN