“Aku pikir, Mas mau ajak aku naik motor karena sampai pakai jaket kulit begini,” lirih Intan sambil melirik takut Arden. “Tan, aku bukan mafia yang tega menculik istriku sendiri. Jadi meliriknya biasa saja jangan setakut itu!” Arden mesem sambil fokus dengan kemudinya. Kendati demikian, ia juga masih bisa memastikan keadaan Intan sekalipun ia hanya melakukannya melalui lirikan singkat. “Aku enggak mau kamu masuk angin makanya selain pakai jaket, aku juga enggak bawa kamu pergi pakai motor. Apa, kamu mau kita putar balik buat pakai motor? Namun takutnya kamu kedinginan apalagi mal ini sepertinya mau turun hujan.” Intan refleks tersenyum canggung sambil melirik Arden. Perlahan tapi pasti, tangan kiri Arden meraih tangan Intan yang ada di pangkuan Intan. “Mas, ih ....” “Ya ampun, ... samp