“Makasih banyak Ante doktel. Bye ....” “Sama-sama, Sayang. Cepat sembuh ya. Sehat-sehat sama papah mama!” Intan tersenyum semringah sambil melambaikan kedua tangannya pada sang pasien. Bocah perempuan berambut tipis warna kecokelatan itu terus memberikan senyum terbaiknya, melangkah sambil menoleh kepadanya sekalipun langkah kecil telah membuat sang bocah makin jauh darinya. Bocah berkulit putih bermata sipit itu merupakan pasien terakhir Intan sebelum jam pulang. Dan Intan sengaja mengantarnya hingga depan pintu. Kedua tangan pasien barusan digandeng oleh kedua orang tuanya. Sungguh gambaran keluarga bahagia. Apalagi, sosok papah Gricela—si pasien Intan, begitu perhatian pada sang istri maupun Gricela. Kontras dari keadaan keluarga Dinda yang masih menyita perhatian Intan dan Arden. Ta