Senyum tulus tak pernah putus menghiasi wajah Intan yang terus tertuju pada Arden. Tatapan penuh sayang, tatapan penuh cinta Intan mewakili perasaan sekaligus isi hati Intan pada sang suami. Arden masih memakai seragam pasien dan berbaring di ranjang rawat. Pria itu menatap Intan dengan tatapan yang sulit diartikan tapi cenderung menahan banyak kesedihan sekaligus kekhawatiran. “Sekarang, ... sekarang bagaimana perasaan, Mas? Apa yang Mas rasakan? Ayo cerita, jangan ada yang ditutup-tutupi. Semuanya wajib Mas ceritakan.” Intan bertutur lirih. Kedua tangannya masih menggenggam tangan kanan Arden yang tidak diinfus, penuh sayang. “Maafkan aku.” Jempol tangan kanan Arden yang tengah Intan genggam, berangsur keluar dari genggaman kemudian mengelus jemari tangan Intan. Arden memang sakit, b