35. Sebuah Titik Terang

1090 Kata

Madam Nadya mengajakku makan siang di rumahnya. Hidangan yang disajikan di rumah ini jauh lebih baik daripada makanan di hotel. Tak hanya dari segi kuantitas, secara kualitas pun jauh lebih enak. "Kamu menginap di mana?" tanya Madam Nadya sambil mengambilkan dua porsi makanan untuk dua kembarnya yang dipanggil Ibrahim dan Zulaikha. Tak lupa, makanan khusus beliau sajikan untuk putra bungsunya. "Apakah penginapanmu jauh dari sini?" “Saya menginap di Luxor Place. Hotel yang manis dengan harga terjangkau. Saya sangat senang di sana walau tidak terlampau mewah seperti di Hotel Luxor,” jawabku santai sambil menyiram saus di atas iga bakar yang terlihat sangat empuk. “Menginaplah di sini bila kamu mau!” ujarnya lagi dengan sangat ramah. “Kami ada banyak kamar tamu yang sedang tidak dipakai.”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN