Part 33- Pengorbanan

1885 Kata

Wanita berhijab abu- abu itu membawa satu nampan berisi secangkir teh panas dan juga cookies yang baru saja dibuatnya barusan. Aroma keduanya menyatu, menjadi sesuatu yang membuat orang yang menghirupnya merasa lapar. Termasuk Razan. “ Jadi hari ini kamu kebagian shift malam?” tanya Nahla sembari meletakkan cangkir teh dan piring berisi cookies yang masih hangat di depan sepupunya itu. Razan mengangguk, tangannya terulur mengambil cangkir berisi teh panas itu dan menyesapnya perlahan. Udara dingin di daerah Bogor sangat pas jika menikmati teh seperti ini. “ Iya.” “ Tumben banget mampir. Tapi Sabrina lagi pergi sama Reno ke mall, minta main ke timezone. Kamu sih dadakan ke sininya,” ucap Nahla yang kemudian duduk di sofa kosong yang berhadapan dengan sepupunya itu. Razan tampak menghe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN