Putri menatap horor deretan cincin yang terpajang di etalase. Begitu banyaknya deretan berlian itu membuat matanya seakan merasa silau. "Ma... maksud bapak apa?" tanya gadis itu gusar. Gama melirik Putri dengan raut wajah seolah akan menelan tubuh gadis itu bulat-bulat. "Pilih cicinnya!" titah pria itu tajam. "Tapi buat apa, Pak?" ujar Putri mulai tak nyaman. "Kamu lupa? Atau pura-pura amnesia?" desis pria itu. "Ingat dengan janjimu! Atau saya akan buat perhitungan kalau kamu ingkar!" ancamnya. Putri menciut takut, dengan suara serupa cicitan tikus, ia mencoba bernegosiasi. "Pak... gimana kalau syarat bapak waktu itu diganti saja? Saya akan lakuin apa aja asal bukan itu, Pak!" Ucap gadis itu memohon. Gama berdecak. "Tak ada pilihan lain, saya cuma ingin itu dari kamu. Cepat pilih cic