BAB 7

1092 Kata
FRANS POV Rasanya aku sangat bahagia karena aku menjalin kasih dengan Maya tetapi di satu sisi aku tidak bisa berhenti memikirkan Karen yang selalu saja berusaha membujukku untuk kembali bersamanya. Sejujurnya aku tidak ingin menyakiti siapapun apalagi Maya yang sangat ku cintai saat ini. Aku tidak ingin menduakannya dengan wanita lain apalagi dengan Karen yang sudah jelas sudah ku anggap sebagai bagian dari masa laluku. Hari ini aku sengaja mengajak Maya berlibur ke luar kota karena aku ingin menghindari Karen yang terus saja mengejarku hingga detik ini. Maya terlihat sangat bahagia ketika aku mengajaknya berlibur ke pantai dan aku sengaja menyewa sebuat tempat yang sangat privasi sehingga tidak ada seorang pun yang mengganggu kami. Saat itu Maya sangat terpesona dengan keindahan pantai yang kami kunjungi dan ia berterima kasih padaku karena sudah mengajaknya berlibur bersama. Waktu itu aku mengajaknya berjalan di pinggir pantai sambil menikmati udara yang sangat sejuk. Aku melihat Maya yang tertawa lepas ketika aku mengajaknya bercanda. " Aku sangat senang melihatmu tertawa lepas seperti ini." Kataku sambil merapikan rambutnya yang berantakan karena tertiup angin. " Aku ingin kita selamanya bersama seperti ini." Kata Maya sambil menggenggam tanganku dan rasanya saat itu aku tidak ingin berpisah dengannya karena aku sangat ingin menghabiskan sepanjang hidupku dengannya. Tiba - tiba ponselku berbunyi dan aku melihat nama Karen tertera di layar ponselku. Saat itu aku mematikan ponselku agar tidak ada seorangpun yang mengganggu hubunganku dengan Maya. Setelah asyik bercanda gurau, aku mengajak Maya makan malam di restoran hotel dan disana banyak menyajikan makanan laut. Ternyata Maya sangat suka dengan makanan laut dan aku sengaja memilih ikan dengan ukuran jumbo agar kami puas menghabiskannya. Saat itu Maya terlihat sangat bahagia bersamaku dan aku merasakan kami memang tercipta untuk bersama selamanya. Setelah memilih ikan, aku mengajak Maya mencari tempat duduk dan saat itu kami berbincang panjang lebar mengenai masa depan hubungan kami selanjutnya. Aku tau Maya menginginkan keseriusan dariku meskipun saat ini aku belum ada pemikiran untuk membawa hubungan kami ke jenjang yang lebih serius karena kami baru saja saling mengenal satu sama lain dan aku tidak ingin terburu - buru mengambil keputusan untuk segera menikah. Saat ini yang ku inginkan hanya bersama Maya dan aku tidak ada pemikiran untuk mencari wanita lain selain dirinya. " Apapun yang terjadi, aku akan selalu berada di sampingmu." Kata Maya sambil menatapku dengan tatapan sendu. " Terima kasih sayang atas segala kesabaranmu padaku." Kataku sambil mencium tangannya yang terasa sangat lembut di bibirku. Tiba - tiba ada seseorang yang memanggil namaku dan aku sangat terkejut ketika mengetahui orang itu adalah Olivia. Ia datang bersama suaminya yang aku tau bernama Billy. Sejujurnya aku tidak ingin lagi bertemu mereka apalagi Olivia mengingat dulu ia adalah seseorang yang dekat denganku dan kami pernah melakukan hal yang seharusnya tidak pernah terjadi. Olivia bersama Billy datang menghampiriku dan aku sengaja memilih duduk di sebelah Maya karena aku tidak ingin duduk berdekatan dengan mereka. Ternyata mereka berbulan madu dan ingin menghabiskan waktu selama seminggu. Saat itu aku merasa harus mengajak Maya untuk segera kembali ke Jakarta karena aku sangat malas berlama - lama disini jika ada mereka terutama Olivia yang terlihat masih menaruh rasa ketertarikan padaku. Saat itu aku segera mengajak Maya untuk pergi meninggalkan mereka meskipun saat itu Maya terlihat curiga padaku. Saat kami berada di kamar hotel, aku menceritakan tentang padanya tentang hubunganku dengan Olivia di masa lalu dan ia sangat terkejut ketika mengetahui bahwa Olivia dulu pernah mengandung anakku karena hubungan kami yang di luar batas. " Aku dulu sempat ingin bertanggung jawab untuk menikahinya tetapi ia mengalami keguguran sehingga orang tuanya tidak setuju jika aku menikahi anak mereka." Kataku sambil menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada Maya. Saat itu Maya terdiam membisu mendengar ceritaku dan rasanya saat itu aku takut Maya berubah pikiran padaku tetapi kenyataannya ia bisa menerima masa laluku dan aku sangat bersyukur memilikinya di dalam hidupku. Aku tau aku bukanlah manusia sempurna seperti yang ia inginkan tetapi di satu sisi aku bersyukur karena hidupku terasa sempurna semenjak bertemu dengannya. Malam itu kami menghabiskan waktu bersama dan aku tidak akan melupakan kejadian malam itu karena Maya menyerahkan semua yang ia miliki padaku dan aku sangat berterima kasih padanya karena ia mencintaiku tanpa syarat meskipun aku sebagai seorang pria masih banyak kekurangan tetapi aku akan berusaha untuk menjadi pria yang terbaik untuknya. Keesokan harinya aku terbangun dan menyadari Maya berada di pelukanku. Saat itu aku mencium puncak kepalanya hingga membuat ia terbangun. Ia tersenyum padaku sambil merapikan rambutku yang berantakan akibat percintaan kami semalam. Aku tau kami sama - sama membutuhkan satu sama lain dan rasanya sejak tadi malam aku memikirkan untuk melamarnya sebagai istriku karena sejujurnya aku tidak ingin kehilangan dirinya. Kami sempat berbincang sebentar sebelum kami membersihkan diri. Setelah itu, aku mengajak Maya sarapan di restoran hotel dan kami tidak sengaja bertemu dengan Olivia dan Billy. Mereka menyapa kami dan ikut sarapan bersama kami. Sejujurnya saat itu aku tidak ingin berbasa - basi dengan mereka terutama dengan Olivia. Aku dan Maya cepat - cepat menghabiskan sarapan kami sehingga kami bisa segera menghindari mereka karena aku tidak ingin berurusan dengan Olivia. Aku menyadari jika Olivia tau aku menghindarinya sehingga ia mengajak kami untuk makan malam bersama mereka tetapi aku langsung menolak ajakannya dan beralasan jika nanti malam kami akan bertemu dengan klien. " Aku sangat ingin nanti malam kalian bisa makan malam bersama kami." Kata Olivia sambil mengajak kami makan malam bersama dan saat itu aku menolak tawarannya secara halus karena aku tidak ingin berurusan dengan mereka. " Mohon maaf nanti malam kami ada pertemuan dengan klien sehingga kami tidak bisa makan malam bersama kalian." Kataku sambil menolak ajakan mereka dengan halus dan Olivia terlihat sangat kecewa dengan keputusanku. Lalu aku segera mengajak Maya pergi meninggalkan mereka sebelum Olivia melakukan sesuatu untuk mencegah kepergianku karena aku sangat mengenal Olivia dengan baik. Aku yakin ia tidak akan tinggal diam begitu saja apalagi ia tau hubunganku dengan Maya tanpa perlu aku menjelaskan padanya. Aku mengajak Maya pergi ke pantai dan seharian kami berada di sana sambil menikmati ombak dan pemandangan di pantai. Rasanya saat itu dunia milik kami berdua dan tidak ada satupun yang bisa mengusik ketenangan kami. Waktu itu Maya terlihat sangat ingin kembali ke Jakarta sehingga aku memesan tiket untuk kami kembali ke Jakarta besok. Aku tau Maya tidak betah berlama - lama karena sikap Olivia yang terlihat masih menginginkanku dan aku tau Maya cemburu jika ada wanita lain yang menginginkan diriku. Meskipun begitu aku tetap berusaha menenangkan Maya jika aku tidak akan berpindah ke lain hati karena aku sangat mencintainya dan hanya menginginkan dirinya yang menjadi pendamping hidupku.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN