BAB 11

1071 Kata
FRANS POV Rasanya aku sangat cemburu melihat Maya bersama Carlos meskipun Carlos adalah sahabat baikku sejak kecil dan aku tidak akan membiarkan pria manapun merebut Maya dariku. Waktu itu Maya terlihat kesal padaku karena aku mengajaknya pergi dengan terburu - buru dan kami menjadi pusat perhatian. Sejujurnya aku sudah tidak perduli dengan omongan orang lain apalagi jika semua orang tau tentang hubungan kami. Aku sangat ingin segera menikahi Maya karena aku sangat mencintainya dan aku tidak ingin kehilangannya. Tiba - tiba ada seseorang yang masuk ke ruang kerjaku dan aku sangat terkejut ketika Karen berteriak meminta pertanggung jawaban dariku dan ia mengaku sedang mengandung anakku. Aku dan Maya terlihat sangat terkejut mendengar hal itu dan aku merasa itu semua tipu daya Karena agar aku menikahinya. Aku tidak percaya begitu saja dengan Karen sampai ia memberiku surat keterangan yang menyatakan ia sedang mengandung. Entah kenapa aku tidka percaya jika anak yang di kandungnya adalah anak kandungku dan rasanya hal itu sangat mustahil. " Kau pasti berbohong padaku! tidak mungkin anak yang kau kandung adalah anakku!" Kataku sambil membuang surat keterangan yang menyatakan ia sedang hamil ke tong sampah dan rasanya saat itu kesabaranku sudah habis menghadapinya. " Aku bersumpah tidak berbohong jika anak yang ku kandung adalah anakmu! aku mohon percayalah padaku!" Kata Karen sambil memohon padaku dan aku sudah muak dengannya. Saat itu Maya membantu Karen berdiri dan rasanya saat itu aku tidak ingin melihatnya lagi di depanku. Saat itu aku menyuruh Maya untuk membawa Karen keluar dari ruang kerjaku karena aku ingin menenangkan diri akibat kejadian ini. Rasanya aku sangat malu dan bersalah kepada Maya karena ia mengetahui hal ini karena kedatangan Karen dan rasanya aku sudah pasrah jika ia memutuskan hubungan denganku. Tidak beberapa lama Maya masuk ke ruang kerjaku dan ia meminta penjelasanku tentang kejadian yang sebenarnya. Saat itu aku hanya diam membisu tanpa berani menceritakan yang sebenarnya kepadanya karena aku sangat takut ia membenciku. Waktu itu Maya menangis sambil memaksaku menceritakan yang sebenarnya dan ia mengguncang tubuhku hingga aku bercerita kejadian malam itu. Maya terlihat sangat terkejut sekaligus ia sedih mengetahui hal itu. Aku bisa melihat kebencian di kedua matanya dan saat itu ia memutuskan hubungan kami karena ia merasa terkhianati oleh perbuatanku. Waktu itu aku berusaha meyakinkannya jika aku tidak bersalah dan malam itu aku dalam kondisi setengah sadar karena pengaruh minuman keras tetapi ia tidak mau menndengarkanku dan memilih pergi meninggalkanku seorang diri di ruang kerja. " Maya! tunggu aku! aku bisa menjelaskan semuanya padamu! kejadian malam itu tidak seperti yang kau bayangkan." Kataku sambil berusaha mengejarnya dan ia tidak memperdulikanku dan lebih memilih mengemasi barang - barangnya dan pergi dari kantor. " Sudah tidak ada lagi yang perlu di jelaskan! aku sangat kecewa padamu!" Kata Maya sambil menghapus air matanya dan rasanya aku sangat ingin menghapus air matanya tetapi ia tidak membiarkanku untuk mendekatinya sehingga ia pergi begitu saja meninggalkanku. Saat itu aku merasa terpuruk dan aku tidak tau harus berbuat apa untuk meyakinkan Maya jika aku tidak bersalah karena semua ini membuatku tertekan dan aku pasrah jika Maya pergi meninggalkanku meskipun hatiku sangat sakit menerima kenyataan ini karena aku tidak ingin kehilangannya dan saat ingin menghabiskan sisa hidupku bersamanya. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul empat sore dan rasanya aku sangat malas untuk segera pulang ke rumah. Tiba - tiba Carlos datang menghampiriku dan ia menanyakan tentang Maya. Saat itu aku memilah untuk diam dan menyuruhnya untuk pergi meninggalkanku karena saat ini aku tidak ingin di ganggu oleh siapapun. Carlos merasa curiga pada sikapku dan aku tidak perduli jika ia tau yang sebenaranya tentang hubunganku dengan Maya. Waktu itu Carlos pergi meninggalkanku dan rasanya kali ini aku tidak ingin berbicara dengan siapapun karena aku butuh waktu untuk menenangkan diri. Tiba - tiba ponselku berbunyi dan ternyata Sandra yang menghubungiku. Entah kenapa saat itu aku merasa butuh pelampiasan atas kesedihan yang aku alami sehingga aku menerima tawaran Sandra untuk menemaninya di apartemennya. Lalu aku langsung pergi ke apartemennya dan saat tiba di sana, Sandra menyambut kedatanganku dengan sukacita dan ia menyuruhku untuk masuk. " Sepertinya kau sedang banyak masalah. Sebaiknya kau minum dulu." Kata Sandra sambil menyerahkan secangkir teh hangat untukku dan aku menerima minuman pemberiannya. " Terima kasih." Kataku sambil menerima secangkir teh darinya dan ia tersenyum hangat padaku. Entah kenapa aku melihat bayangan Maya di wajah Sandra dan saat itu aku ingin mencium Sandra dan ia membalas ciumanku. Tiba - tiba aku tersadar jika yang aku cium adalah Sandra dan saat itu aku langsung berpamitan padanya karena aku tidak ingin berbuat lebih jauh dengannya. Rasanya sudah cukup hari ini aku mengalami tekanan yang berat dan rasanya tidak adil jika orang lain ku jadikan pelampiasan atas kesedihan yang aku alami saat ini. Aku melihat kekecewaan di wajah Sandra dan aku meminta maaf padanya atas sikapku padanya dan aku memutuskan untuk pulang ke rumah karena aku butuh waktu untuk beristirahat. Di tengah perjalanan, Carlos menelfonku dan memberitahu jika Maya memutuskan untuk mengundurkan diri dan ia menitipkan surat pengunduran diri kepada Carlos. Mendengar hal itu membuat hatiku sangat hancur dan rasanya aku tidak ingin ia pergi dari sisiku karena aku sangat mencintainya dan tidak ingin kehilangannya. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke rumah paman Maya dan tidak beberapa lama aku sampai di rumah itu. Lalu aku memutuskan untuk bertemu dengan Maya tetapi Haris memberitahuku jika Maya sudah kembali ke kampung halamannya dan aku semakin merasa bersalah terhadap Maya. " Bisakah kau memberitahuku dimana alamat rumah Maya di desa?" Tanyaku sambil memohon padanya dan seperti yang kuduga jika Haris tidak mau memberitahu dimana alamat rumah Maya padaku. " Mohon maaf tetapi saya tidak bisa memberitahu dimana alamat rumah Maya karena ia sudah berpesan kepada saya untuk tidak memberitahu dimana ia berada sekarang." Kata Haris sambil meminta maaf padaku dan aku hanya bisa pasrah jika itu yang di inginkan oleh Maya. Akhirnya aku berpamitan kepada Haris dengan tangan kosong tetapi di dalam hati aku tidak akan menyerah untuk menemukan keberadaan Maya. Aku yakin Tuhan akan memberikan jalan untukku sampai aku menemukannya kembali ke sisiku. Rasanya saat ini aku tidak bisa berbuat apapun untuk mempertahankan hubunganku dengan Maya dan aku hanya bisa menyesali kebodohanku yang telah menyebabkan Maya pergi dari sisiku. Aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan semoga aku dan Maya bisa kembali bersatu seperti dulu karena aku tidak ingin kehilangannya dan aku merasa Maya adalah jodoh yang di takdirkan Tuhan untukku dan kali ini aku tidak akan menyerah begitu saja untuk memperjuangkan Maya sampai ia mau kembali bersamaku.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN