3. Morning

1113 Kata
Jari-jari lentik Relline menari-nari menyusuri wajah Bayu yang tertidur lelap disampingnya, wanita itu tersenyum ketika kembali mengingat malam panas yang ia dan Bayu lalui. Ah mengingatnya saja membuat ia kembali ingin mengulang malam itu bersama Bayu, sebuah pergerakan disusul mata Bayu yang perlahan terbuka membuat Relline menyunggingkan senyumnya. Pipi Bayu memanas ketika melihat wajah Relline yang begitu dekatnya dengan wajahnya, apalagi tangan wanita itu yang bertengger manis dipipinya. "Morning..." Sapa Relline sambil memberikan kecupan manis dibibir Bayu membuat pipi pria itu kembali memanas. Relline tertawa ketika menyadari kegugupan Bayu, ia sungguh tak percaya bisa menikah dengan pria sepolos dan selugu Bayu. Wajahnya yang ternyata tampan tanpa kacamata membuat Relline tersenyum-senyum sendiri, ia sangat beruntung karena ialah orang pertama yang menjadi milik Bayu. "M-morning." Balas Bayu sedikit gugup. "Masih aja gugup, bikin gemes ih.." Relline mencubiti pipi Bayu yang sedikit berisi membuat pria itu meringis. "Sakit ya? Sini... Sini aku obatin biar gak sakit lagi." Relline memberikan kecupan dikedua pipi Bayu. Kadang Relline berpikir kenapa dia yang sepertinya terlihat menjadi wanita agresif, seharusnya Bayulah yang melalukan itu untuknya. Tapi tidak apa-apa lah karena ia tau suami polosnya ini butuh diberikan pelajaran tentang sebuah hubungan. "Aku mandi duluan ya..." Relline tanpa rasa bersalah sedikitpun beranjak dengan tubuh yang polos menuju kamar mandi membuat Bayu melotot melihat pemandangan indah didepannya. Pipinya memanas ketika kembali mengingat kejadian malam itu, dimana ia dan Relline menghabiskan malam panas yang pastinya ia masih kaku dan belum berpengalaman urusan itu. Jangankan berpengalaman, menjalani hubungan bersama seorang wanita saja ia tidak pernah karena kesibukannya. Relline keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi dan handuk yang melilit rambut basahnya, ia menatap Bayu yang masih terduduk sambil menyandarkan kepalanya dikepala ranjang. "Kamu gak mandi?" Tanya Relline membuat Bayu tersadar dari lamunannya. "I-ini mau mandi kok." Bayu melilitkan selimut ditubuh polosnya kemudian beranjak ke kamar mandi membuat Relline geleng-geleng kepala melihatnya, kenapa sepertinya posisi mereka terbalik ya? Relline menyisir rambutnya sambil berkaca didepan meja rias, ia tersenyum melihat wajah cantiknya. Pantas saja Bayu tidak bisa menolak menikah dengannya, apakah karena dia cantik? Mungkin jika benar ia tidak peduli yang terpenting sekarang pria itu sepenuhnya menjadi miliknya, hanya milik Relline seorang. Relline telah selesai mengganti baju dan berias diri ketika pintu kamar mandi terbuka dan nampak Bayu yang keluar dengan handuk putih yang melingkari pinggangnya, Relline meneguk ludahnya susah payah mendapati pemandangan menggiurkan didepannya. Tetesan air yang membasahi rambut dan d**a Bayu membuat pria itu terlihat seksi didepan matanya, meskipun tak ada roti sobek diperutnya namun dapat membuat Relline puas hanya dengan menikmatinya. Relline perlahan berjalan mendekati Bayu yang tengah mengambil baju didalam koper, Bayu yang akan kembali masuk ke kamar mandi tersentak ketika Relline tiba-tiba berada didepannya. Relline menarik lengan Bayu hingga mendekat kearahnya kemudian mencium bibir pria itu dengan lembut, pergerakan Bayu yang akan melepaskan ciuman mereka terhenti ketika Relline menarik tengkuk Bayu untuk memperdalam ciuman mereka. Relline akhirnya melepaskan ciumannya ketika dirasa mereka memerlukan oksigen untuk bernafas, Relline menempelkan kening mereka kemudian tersenyum menyeringai. Belum sempat ia meraba-raba d**a Bayu, tangan pria itu menahannya membuat Relline memberengut kesal. "K-kita harus sarapan oke?" Ucap Bayu segera menyingkirkan Relline dari hadapannya. "Kamu tunggu di sofa aja aku harus ganti baju." Walaupun terlihat kesal Relline berjalan menuju sofa dan mendudukan dirinya sedangkan Bayu memasuki kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya. Kalau saja ia tidak ingat bahwa anggota keluarga mereka tengah menunggu di restoran bawah hotel mungkin Relline akan kembali melanjutkan aksinya agar pria itu luluh dan mau melakukannya pagi ini, hanya saja perutnya juga membutuhkan asupan nutrisi bukan hanya nafsunya saja yang membutuhkan tubuh Bayu. "Ayo.." Ajak Bayu membuat Relline memandangi Bayu dari atas sampai bawah, Bayu mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna hitam, celana jeans hitam dan sepatu sneakers putih membuatnya terlihat sangat tampan bagi Relline. Mereka berdua keluar dari kamar, saat akan berjalan bersama dua orang gadis yang kebetulan melewati kamar mereka memandangi Bayu dengan tatapan kagumnya membuat Relline segera melihat Bayu yang kini mengernyitkan dahinya. Relline menggeram kesal ketika Bayu lupa mengenakan kaca matanya, pantas saja dua gadis itu melihat Bayu seakan ingin merampasnya dari dirinya. Jiwa keposessivan dirinya mulai keluar, untuk itulah ia kembali memasuki kamar untuk mengambilkan kacamata Bayu. "Ada ap-.." Ucapan Bayu terhenti ketika Relline kembali keluar dan dengan tiba-tiba memasangkan kacamatanya. "Lain kali jangan lupa pakai kaca mata kamu." Ucap Relline sambil mengarahkan tangan Bayu untuk merangkul pinggangnya. Ia tidak suka apa yang telah menjadi miliknya diganggu ataupun ditatap sedemikian rupa seperti tadi, Relline memeluk pinggang Bayu membuat laki-laki itu tersentak. "Aku gak suka kamu gak pakai kacamata kalau kita lagi diluar." Ucap Relline rendah dengan nada suara mengancam. "M-maaf tadi aku kelupaan, lain kali gak lagi deh." Ucap Bayu merasa sedikit takut kalau-kalau Relline marah. "Hhmm." Gumam Relline. Mereka berdua berjalan dengan saling merangkul, sebenarnya Bayu sedikir risih dengan keadaan mereka namun dia tidak bisa protes karena ia tau Relline akan marah padanya. Lebih baik ia menuruti saja kemauan istrinya asalkan tak merugikan dirinya meskipun kebanyakan orang yang melewati mereka memandang sinis dirinya yang berani-beraninya merangkul wanita secantik Relline, tetapi ia mencoba untuk tidak memperdulikan tatapan orang-orang terhadapnya. "Pengantin baru udah dateng nih? Ngapain aja lama-lama di kamar?" Goda Handoko kepada putri dan menantunya. "Pak Handoko kayak gak pernah muda aja? Pasti mereka lagi proses buat cucu untuk kita.." Ucap Kusumo Diningrat, Ayah dari Bayu. "Baru aja nikah sehari udah telat bangun kamu sebagai istri, gimana bisa ngurus anak saya kamu?" Ucapan sinis yang terlontar dari Rika Diningrat, Ibu mertuanya membuat Relline hanya bisa memandang datar beliau. "Bun udah dong, wajar mereka bangun kesiangan. Kamu nih kayak gak pernah muda aja." Ucap Kusumo memperingati istrinya. "Kelihatan Yah kalau istrinya Bayu ini gak bisa bangun pagi, mana gak bisa masak lagi. Gimana mau ngurus Bayu anak kita satu-satunya, harusnya Bayu itu gak nikah sama dia tapi nikahnya sama-..." Ucapan Rika terhenti ketika Relline menyela. "Saya memang tidak bisa memasak tapi saya nanti bisa belajar, untuk urusan bisa atau tidak mengurus Bayu saya rasa itu bukan urusan Bunda karena yang menjalani pernikahan ini kami bukan Bunda.. Saya menghormati Bunda sebagai mertua saya tapi jika Bunda berlaku dan selalu menjelek-jelekan saya lagi, saya tidak akan terima." Ucap Relline datar, Rika menggeram mendengar ucapan Relline. "Tuh Ayah dengerin omongan kurang ajar dari istrinya Bayu, dia aja berani kurang ajar gitu ngomong sama Bunda didepan Papanya apalagi sama Bayu Yah..." Baru saja Relline ingin kembali melontarkan kata namun terhenti ketika Bayu menggenggam tangannya sambil menggelengkan kepalanya, Relline pun hanya bisa menghela nafas. "Sudah Bunda, pagi-pagi jangan ribut begini." "Tapi Yah..." "Bunda diem atau kita pulang sekarang!!" Ancam Kusumo membuat sang istri akhirnya tak kembali berkicau.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN