"Kau menjauh untukku dekati" *** Di kediaman rumah mewah bernuansa biru muda itu terlihat pemuda berambut tebal tengah duduk sembari menatap lurus kedua tangannya. Matanya sesekali melirik ke eempat orang yang tengah mengobrol kecil dengan canda-tawa yang menurut pemuda itu sangatlah palsu. Pemuda bernama Bagas itu sama sekali tidak merasa nyaman berada disana. Apalagi ia harus datang ke rumah perempuan yang harus ia nikahi walau Bagas tahu tidak ada cinta diantara keduanya. Bagas menghela pelan dengan mata menyendu, apalagi kemarin pemuda itu harus berpamitan pada gadis yang selama ini singgah di hatinya. Walau Bagas tahu selama ini ia tidak berani untuk mendekati adik kandung Azzam itu. "Gimana kalau kita resepsinya di gedung baru saja? Disana juga kan dekat dengan apartemen milik