"Turunin gue! Turunin gue, b******k!" Aku berteriak dengan perasaan ngeri. Arga tersenyum menyeringai setelah menatapku sekilas. "Gue bisa jamin, Liona. Gue bisa jamin kalau rasa penasaran gue sama tubuh indah lo bakal terjawab hari ini," ucapnya dengan penuh percaya diri. Aku menggeleng cepat mendengar ucapan Arga yang bagiku sama mengerikannya dengan vonis mati yang menakutkan. Tidak! Aku tidak akan membiarkan lelaki tak bermoral ini mendahului suamiku. Tidak akan! Lampu merah! Aku harus memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta pertolongan. Ya, harus! "Tolong …. Siapa pun di luar sana, tolong saya!" Sambil berteriak kencang, aku sengaja mengetuk-ngetuk dengan kuat kaca pintu mobil. Namun, naas, rasanya … tidak ada satu orang pun yang melihat dan mendengar. Kaca mobil yang terlal