"Katakan padaku di mana kau menyembunyikan dia, hah?!" tanya Mas Rafka, masih dengan nada marah ketika mempertanyakan keberadaanku pada lelaki 20 tahun itu. Arga yang entah kenapa tiba-tiba terlihat seperti cecunguk lemah di hadapan suamiku, memilih diam saat Mas Rafka tak melepas cengkraman kedua tangannya pada kerah baju laki-laki itu. "Katakan! Di mana dia. Atau kupatahkan lehermu sekarang juga," desis suamiku tajam. Aku benar-benar tidak menyangka jika lelaki yang selama ini kukenal alim, bisa juga mengancam dengan kalimat yang mengerikan. "Aku tidak tahu. Aku tidak menyembunyikannya, sungguh." Arga menggelengkan kepala dan berlagak seolah-olah dia memang tidak tahu apa-apa. Cih! Tidak tahu dia bilang? "Jangan berbohong! Aku melihat dengan mata kepala sendiri saat kau menculiknya