Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Asya!" "Iya, Bu?" sahutnya. "Sini!" "Apa, Bu?" Malas beranjak, Asya sedang membereskan piring kotor bekas makan malam barusan. "Sini!" perintahnya lagi. Mau tak mau Asya pun menjeda aktivitasnya. Menghampiri ibu. Sosok yang sedang duduk manis di sofa sambil memanjakan Pelita. "Tolong kupasin mangga, ya. Sekalian sama melon. Dipotong-potong. Lita pengin makan buah-buahan itu katanya." Tolong, dengar itu! Dan Asya berdecak. "Lita masih bisa jalan, kan, Bu? Tangannya berfungsi, kan? Maaf, Asya sibuk!" "Kak Asya, ini yang minta calon ponakan Kakak, lho." Sambil mengusap perutnya, Pelita tersenyum, masih rebahan dan berbantal paha ibu. "Sudah, sana bikin! Adik kamu lagi hamil, inget." Lagi, Asya berdecak. "Emangnya jalan dan ngupas buah pake perut? Dikit-dikit nyuruh Asya, ini-itu h