Sebulan lebih semenjak kepergian Abimanyu Tanuwijaya meninggalkan dunia ini. Kini, keluarga Tanuwijaya perlahan-lahan ikhlas dan tegar untuk menerima kepergiannya.
Selma yang kini tidak memiliki suami lagi, lebih banyak ditemani Sheila dan Adrian agar tidak kesepian.
"Jadi bagaimana soal rencana pernikahanmu dengan Adrian?" tanya Selma saat dia dan Sheila sedang duduk di taman belakang sembari menikmati secangkir teh madu dan juga kue. Sedangkan Adrian masih belum pulang dari kantor.
"Kami belum membahasnya Ma. Lagipula aku masih menghormati kepergian Om Abimanyu."
"Tetapi bukankah ini juga keinginan Papa Adrian untuk melihat kalian segera menikah."
"Iya Ma. Sheila hanya mengikuti Adrian saja."
"Iya nanti Mama ngomong sama Adrian. Soalnya apalagi yang kalian tunggu. Kalian sudah sama-sama matang dan dewasa untuk berumah tangga."
"Iya Ma. Tapi soal Abang Matthew-" ucap Sheila ragu.
"Kenapa dengan Matthew?"
"Sepertinya dia tidak menyetujui rencana pernikahan kami."
"Kenapa?"
"Gak tahu Ma. Sheila juga gak diberi tahu alasannya. Abang Matthew hanya membahas bahwa Adrian pernah menjadi playboy dan khawatir hanya mempermainkan Sheila saja tetapi bagi Sheila itu hanyalah alasan mengada-ada saja. Bagi Sheila itu adalah masa lalu Adrian."
"Hmm begitu."
"Apa Mama tahu sesuatu?" tanya Sheila.
"Mungkin karena kejadian di masa lalu. Apa Adrian gak pernah membahasnya?"
"Gak Ma. Emang ada apa? Tolong jujur sama Sheila," pinta sungguh-sungguh Sheila.
Selma kemudian menceritakan bagaimana Adrian dan Angel menjalin kasih kemudian memutuskan untuk bertunangan. Sayangnya kehadiran Matthew sebagai bodyguard Angel, membuat wanita itu berpaling dari Adrian.
Angel memutuskan pertunangannya dan memilih Matthew. Adrian yang terlanjur patah hati bahkan meninggalkan Indonesia sementara waktu untuk melupakan kisah cintanya dengan Angel. Tentu saja mendengar itu wajah Sheila terkejut dan juga tak percaya, mengapa informasi sepenting itu tidak diketahui olehnya. Dia seperti orang bodoh di sini.
"Oh iya Matthew dan keluarganya katanya akan makan malam di sini ya? Mama kangen dengan Starlet dan ocehannya."
"Ah yang bener Ma."
"Iya. Ya udah kita siap-siap sekarang. Bantuin Mama masak ya."
"Iya Ma."
***
Kedatangan keluarga Matthew membuat suasana keluarga Tanuwijaya lebih ramai. Ya, semenjak kepergian Abimanyu, Matthew sering mengunjungi Selma untuk menghiburnya. Jika Angel mempunyai pekerjaan, dia dan Starlet akan datang sekadar bermain-main sebentar kemudian pulang saat sore hari.
"Apa kabar Ma?" sapa Angel dan mencium kedua pipi Selma.
"Baik sayang."
"Hei cucu Oma. Udah dateng. Ayo sini Oma gendong," ucap Selma dan mengambil alih Starlet dari gendongan Matthew.
"Ma, gak usah. Badan Starlet berat. Mama selalu gendong dia setiap ke sini, membuat dia makin manja," cegat Matthew.
"Gak apa-apa. Lagipula cucuku baru satu. Kecuali udah ada empat, pasti Mama gak akan sanggup," balas Selma.
"Ih cucu Oma bajunya cantik sekali," Selma masuk lebih dulu membawa Starlet ke ruang keluarga.
"Hai Sheila apa kabar?" tanya Angel.
"Baik Mba. Mba apa kabar?"
"Baik juga."
"Ya udah yuk kita masuk. Mama udah masakin banyak makanan kesukaan Mba Angel," ajak Sheila dan menggamit lengan Angel.
Matthew ditinggalkan seorang diri dan hanya mengulum senyum melihat keakraban istri dan adiknya itu.
Suasana di meja makan terlihat hangat karena Starlet yang lebih banyak berceloteh sedangkan yang lain hanya tertawa geli melihat bocah perempuan berumur lima tahun itu tampak serius bercerita.
Adrian belum turun dari kamarnya sejak pulang dari kantor. Dia yang terlambat pulang segera mandi dan berganti pakaian untuk ikut serta dalam makan malam.
"Waduh, ada siapa nih?" Adrian segera bergabung di meja makan dan duduk di samping Sheila.
"Om Adrian!" sapa Starlet yang bahagia melihat Adrian. Bagaimana tidak, Adrian yang selalu mengajak Starlet untuk makan es krim diam-diam dan berjanji untuk tidak memberitahukan kepada orang tua mereka, membuat satu sama lain punya rahasia yang harus dipegang dan berakhir dengan keakraban satu sama lain.
Sheila kini mengamati gerak-gerik Adrian, Angel dan Matthew. Ketiganya tampak biasa saja terlihat seperti tidak ada kejadian yang tidak mengenakkan di masa lalu terjadi diantara mereka. Sungguh biasa saja.
"Ya udah yuk, lanjutin makannya," persilakan Adrian.
Adrian dan Matthew lebih asyik berbincang mengenai situasi di kantor. Matthew yang kini memiliki jasa penyewaan petugas keamanan, diminta Adrian untuk mengirimkan beberapa anggotanya untuk menjadi penjaga keamanan di kantornya untuk menggantikan pegawainya yang dipecatnya beberapa waktu lalu. Mereka yang lalai bertugas tidak tahu bahwa beberapa komplotan perampok memasuki area perkantoran dan mengambil barang-barang elektronik di sana. Bahkan komplotan perampo berhasil merusak CCTV di area perkantoran milik Adrian.
Berbeda dengan Angel, kini dia melebarkan agensi model miliknya menjadi sebuah perusahaan agensi artis. Dia bekerja sama dengan mantan manajernya-Jojo, untuk mengembangkan bisnis mereka.
"Jadi, kapan rencana pernikahan kalian?" tanya Matthew yang kini diam-diam telah merestui hubungan Adrian dan Sheila. Dia yang selalu mengamati Adrian untuk mencari tahu keseriusannya yakin bahwa Adrian memang tulus mencintai Sheila.
"Segera."
"Nanti saja."
Adrian dan Sheila menjawab pertanyaan dengan jawaban berbeda membuat keduanya bersitatap.
"Aku kira kita pernah membahas ini? Soal kepergian Papa, aku dan Mama sudah mengikhlaskan," ucap Adrian heran.
"Iya tapi aku gak mau terburu-buru. Kita harus mempersiapkan semuanya dengan matang Adrian," alasan Sheila.
"Soal persiapan pernikahan, ada Mama dan Angel yang siap membantu kamu. Kamu gak usah khawatir," yakinkan Adrian lagi.
"Bukan soal itu, tapi lebih ke mentalku. Aku belum siap."
Angel dan Matthew merasa tidak enak dengan perdebatan keduanya. Selma yang tahu akar permasalahannya mencoba melerai keduanya.
"Sudah-sudah. Soal itu, kalian bahas berdua aja. Mama hanya ingatkan untuk kalian jujur satu sama lain. Lagian gak enak sama Angel kalian berdebat di meja makan seperti ini."
"Maaf Ma," jawab keduanya menyesal.
Kini Adrian dan Sheila makan dalam diam, berusaha untuk tidak saling bertemu mata, berharap makan malam akan segera berakhir.
"Ma kalau gitu Angel pamit ya," ucap Angel.
"Kenapa gak sekalian nginap di sini?"
"Angel ada agenda keluar kota besok pagi. Matthew dan Starlet juga ikut."
"Oh astaga. Ya udah kalian cepat pulang. Jangan sampai anak kalian kelelahan."
"Iya Ma."
"Sheila, Abang balik ya."
"Iya."
"Adrian."
"Iya hati-hati."
Ketiganya menunggu sambil melambaikan tangan hingga mobil Matthew menghilang dari pandangan mereka.
"Mama balik ke kamar duluan ya. Soal pembicaraan di meja makan, kalian harus menggunakan kepala dingin," saran Selma.
"Iya Ma," ucap Sheila dan Adrian.
"Hei, jujur sama aku. Kamu kenapa?" cegat Adrian karena Sheila sepertinya akan beranjak lebih dulu.
"Gak ada apa-apa," bohong Sheila.
"Gak mungkin. Aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu," desak Adrian lagi.
"Bukannya kamu yang mempunyai rahasia."
"Maksud kamu apa? Aku gak ngerti. Sejak kapan kamu bersikap seperti ini, penuh rahasia. Biasanya kamu selalu berterus terang tentang apa yang kamu rasakan," ucap Adrian tak habis pikir.
"Entahlah. Aku juga heran dengan diriku sendiri," Sheila meninggalkan Adrian seorang diri.
Adrian meremas rambutnya karena kesal. Entah kesalahan apa yang dia perbuat sehingga Sheila bersikap demikian. Padahal sebelumnya saat membahas pernikahan, Sheila tampak antusias.
Sedangkan di tempat lain, Angel tampak bingung dengan sikap Sheila dan Adrian di meja makan tadi. Keduanya sepertinya ada masalah dan dia penasaran untuk mencari tahu.
"Hon, kamu tahu apa yang terjadi dengan Sheila?" tanya Angel. Starlet sudah tertidur dalam dekapan Angel.
Matthew yang sibuk menyetir melirik sebentar ke Angel kemudian kembali fokus menatap jalanan, "Aku juga gak tahu apa yang terjadi."
"Bukan karena kamu kan?" tuding Angel.
"Kok aku."
"Iya karena kamu kan gak setuju di awal, takutnya itu yang menjadi pertimbangan Sheila untuk melanjutkan rencana pernikahan mereka."
"Aku sudah mengatakan kepada Adrian bahwa aku sudah merestui mereka."
"Bagaimana dengan Sheila, dia tahu soal itu?"
"Aku gak ngasih tahu dia," jawab Matthew tersenyum kecil
Angel menggeleng sembari menarik napas panjang, Matthew sepertinya memandang remeh persoalan ini. Padahal terlihat jelas ada kesalah pahaman antara Adrian dan Sheila tadi.
"Nanti kamu jelasin ke Sheila, biar dia gak bimbang."
"Iya sayang. Tenang aja."