Anung tertegun mendengar pertanyaan Ajeng. Dia menegapkan posisi duduknya dan menatap wajah Ajeng dengan seksama, “Kamu baik dan cantik,” jawabnya. Sesaat kemudian, dia merasa terlalu klise dengan jawabannya, tapi tampaknya jawaban itu sudah membuat perasaan Ajeng senang, terbukti gadis itu tersenyum lebar dan matanya berbinar. “Kamu unik, Ajeng. Nggak ada yang sama dengan kamu. Kamu satu-satunya yang sekarang bisa membuat Mas bahagia dan semangat menjalani keseharian. Mas yakin ke depan … hidup Mas lebih bahagia lagi, karena Mas tetap tinggal dekat dengan orang-orang yang Mas sayang, keluarga Mas dan keluarga kamu.” Ajeng terdiam dengan bibir terkatup rapat, dua tangannya yang bertumpu di atas pangkuannya terlihat gemetar, dia sangat tersentuh mendengar kata-kata yang diucapkan Anung. “