Bab 5

1489 Kata
Selamat membaca! Setelah menyelesaikan meeting pentingnya, Nick bersama Dave langsung menuju sebuah mall yang terletak di pusat kota London untuk membelikan sebuah hadiah. Hadiah yang akan Nick berikan kepada ibunya sebagai kado di hari ulang tahunnya yang ke 45. "Dave, terima kasih karena kamu sudah mengingatkanku," ucap Nick pada Dave yang sudah duduk di kursi depan. "Sudah tugasku Tuan, aku akan selalu menjadi pengingat yang baik untukmu," jawab Dave sambil menoleh ke belakang tubuhnya, dimana Nick sudah duduk nyaman di belakang kursi kemudi. Mobil pun mulai melaju meninggalkan lobi hotel dengan kecepatan sedang. Setelah menempuh perjalanan selama setengah jam lamanya, kini mobil yang dikendarai oleh Andrew tepat berhenti di pelataran sebuah mall elite yang berada di pusat kota London. Tanpa menunggu Andrew membukakan pintu, Nick dan Dave pun langsung keluar dari mobil dan bergegas untuk masuk ke dalam mall. Setibanya di dalam mall, Nick memulai pencariannya ke beberapa outlet untuk mencari apa yang bisa ia berikan sebagai hadiah ulang tahun untuk ibunya. Namun, sudah setengah jam lamanya Nick dan juga Dave masih tak berhasil menemukan apa yang mereka cari. "Dave, kita berpencar kau ke arah sana dan aku ke sebelah sana, jika sudah menemukan sesuatu yang kau anggap istimewa, ambil dan bayarlah!" Dave pun menuruti perintah dari Nick dan mulai melangkahkan kakinya ke arah sebaliknya dari yang kini dituju oleh Nick. *** 20 menit kemudian, di dalam mall yang sama dengan mall yang Nick datangi saat ini. Alexa baru saja memasuki lobi mall dan langsung menuju ke sebuah restoran yang terletak di lantai 2. Restoran yang memang menjadi tempatnya bertemu dengan seorang teman wanitanya bernama Stefani. Setibanya di dalam restoran Alexa yang tak menemukan keberadaan temannya di sana, memutuskan untuk kembali keluar dan memilih untuk berkeliling mall tersebut sambil menunggu Stefani memberi kabar kedatangannya. Alexa memang tipikal gadis yang tak suka menunggu, walau tak jarang dirinya pun sering membuat orang lain menunggu ketika berjanji dengannya. Alexa pun terlihat keluar masuk beberapa outlet, hingga wanita itu mulai merasa jenuh menunggu. "Dasar Stefani, sepertinya dia membalas apa yang aku lakukan padanya waktu itu, sekarang dia sengaja datang terlambat," gerutu Alexa sambil menyeruput sebuah minuman boba yang saat ini digenggamnya. Saat Alexa keluar dari sebuah outlet yang menjual berbagai tas branded dari merk-merk top di dunia. Tiba-tiba matanya menangkap sesosok pria yang selama perjalanan memang terus melihatnya dengan seksama. "Pahlawan itu! Ternyata Nick sedang berada di mall ini juga!" batin Alexa yang sudah menunjukan semburat kebahagiaan di wajah cantiknya. Senyum merekah pun tampak jelas mengembang dari kedua sudut bibirnya hingga membuat hatinya menjadi berbunga-bunga karena bisa bertemu kembali dengan Nick. Alexa pun mulai merapihkan surai rambutnya yang panjang karena ia ingin terlihat cantik saat Nick menatapnya. Tak hanya itu, Alexa juga menurunkan minuman boba yang berada di tangannya dan menyembunyikan di belakang tubuhnya. Setelah merasa semuanya sudah sempurna, wanita itu langsung menampilkan sebuah senyuman manis ketika jaraknya sudah semakin dekat dengan Nick. Di sisi lain, Nick juga terlihat mulai mengulas senyumannya, walau mungkin pandangan matanya bukanlah ke arah Alexa melainkan ke belakang tubuhnya. Alexa yang dibuat kebingungan akan sikap Nick, kini hanya mematung tanpa bergerak sedikit pun saat pria itu hanya beberapa langkah di depannya. "Manisnya," ucap Nick sembari merentangkan kedua tangannya seperti ingin meraih sesuatu di depannya, yang membuat Alexa semakin salah tingkah dibuatnya. "Apa mungkin Dave akan memelukku ya?" gumam Alexa semakin dirasuki rasa penasaran yang berlebihan. Terlebih ketika mendengar pujian dari Nick. Sadar dengan langkah Nick yang semakin dekat, wanita itu terlihat merapikan pakaiannya yang sebenarnya tidaklah kusut. Namun, ia sengaja melakukan itu untuk mengusir rasa canggungnya karena mendengar pujian yang terlontar dari mulut Nick. Pujian yang berhasil membuat wajahnya jadi merona merah. Nick pun semakin mempercepat langkah kakinya, hingga membuat detak jantung Alexa menjadi tak karuan. "Dia datang Alexa, dia datang, dia akan memelukmu Alexa, tapi apa mungkin di depan banyak orang seperti ini," gumam Alexa semakin gugup dengan situasi yang terjadi saat ini. Saat pria itu sudah berada tepat di hadapannya, Alexa terkesiap tak menyangka saat mendapati Nick ternyata tidak menyapa ataupun bahkan melihat wajahnya. Ya, pria itu hanya melewatinya dan seakan-akan tidak pernah mengenalnya sama sekali. "Jadi ternyata Nick ingin menemui pria yang memegang tas itu di belakangku? Ah, sial. Kenapa aku bisa sebodoh ini sih!" gumam Alexa yang kini melihat seorang pria sedang memegang sebuah tas branded dengan merk H di belakang tubuhnya. Alexa yang melihat hal itu, hanya dapat mengesah kesal dan terlihat pasrah karena ternyata pertemuannya dengan Nick bukanlah sesuatu yang berarti untuk pria itu. "Ternyata pertemuan semalam itu tidak penting untuknya. Sudahlah Alexa lupakan saja pria itu," batin Alexa bergelut dengan pikirannya sendiri. Melihat Alexa yang terus memperhatikan apa yang dilakukannya dengan Nick, Dave pun mulai berpikir sesuatu tentang wanita itu. "Pasti wanita itu pernah bertemu dengan Tuan Nick, di saat beliau sudah terkena amnesia anterograde, makanya Tuan Nick bisa melupakannya," gumam Dave yang coba menilai dengan apa yang dilihatnya saat ini. "Ini bagus sekali Dave, bagaimana kau bisa tahu tentang semua ini?" tanya Nick yang merasa kagum atas ide dari asistennya. Padahal sejak tadi pencarian mereka hanya berakhir sia-sia. Dave pun tersenyum dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut Nick. "Saya ingat, setiap Nyonya berpergian keluar negeri, Nyonya pasti selalu membawa banyak tas untuk koleksinya, jadi saya pikir Nyonya pasti akan sangat suka, jika Tuan memberikan ini padanya," jawab Dave merasa sangat bahagia karena telah berhasil membantu Nick. "Baiklah, kau memang benar-benar bisa selalu aku andalkan, Dave. Next, kita ke outlet berlian!" titah Nick sambil memberikan tas itu kembali pada Dave dan meneruskan langkahnya menuju sebuah outlet berlian yang berada tidak jauh dari tempatnya berada saat ini. Di sisi lain, Alexa masih termangu menyimak percakapan yang dilakukan oleh Nick dan seorang pria yang belum dikenalnya itu. Pikirannya begitu bertanya-tanya tentang apa kini dilihatnya. Saat ini Alexa tak mengalihkan sedikit pun pandangannya dari Nick. Bahkan sampai Nick mulai beranjak menjauhinya, ia terus menatap kepergian Nick. "Kenapa dia seperti tidak mengenalku ya? Apa pertemuan pertama waktu di hotel tadi aku ada melakukan suatu kesalahan padanya, sampai dia sama sekali tak mengenali aku." Alexa mendengus kesal dan saat ini beragam pertanyaan mulai timbul memenuhi isi kepalanya. "Aku harus cari tahu, apa alasan pria itu bisa bersikap demikian padaku?" gumam Alexa dengan rasa penasaran yang sudah membuncah dalam pikirannya. Rasa penasaran itulah mendorong Alexa untuk mengikuti langkah Nick yang terlihat mulai memasuki outlet yang menjual berbagai macam berlian. Beberapa kali Alexa menelan salivanya dengan kasar, ia terlihat bodoh ketika bertemu dengan Nick tadi, wanita itu malah mengira jika pria itu akan langsung memeluknya di depan banyak orang yang lalu lalang di sana. "Kenapa Nick bisa sesombong itu sih? Padahal tadi aku pikir dia akan memelukku, tapi kenyataannya dia malah melewatiku begitu saja seolah aku ini sosok tak kasat mata!" Alexa benar-benar dirasuki rasa kesal yang mulai merangkak naik ke dalam pikirannya. Alexa yang sangat penasaran dengan sikap Nick karena sudah melewatinya begitu saja. Tanpa pikir panjang lagi, langsung bergegas untuk menghampiri Nick. Wanita itu benar-benar merasa penasaran dengan sikap yang ditunjukkan oleh Nick saat melewatinya. Sikap yang sangat berbeda saat mereka berpisah di pelataran hotel. Setelah lama berada di dekat Nick, kini Alexa pun berinisiatif untuk menegur Nick terlebih dahulu. "Hi, Tuan Nick?" sapa Alexa pura-pura baru bertemu, terlihat senyum canggung yang terkesan dipaksakan. Panggilan dari Alexa membuat Nick seketika menoleh sambil menatap wajah Alexa dengan penuh selidik. Ya, bagi Nick ini adalah pertama kalinya dirinya bertemu dengan Alexa, walau sebenarnya ini adalah pertemuan kedua mereka. "Iya Nona, bagaimana kau bisa tahu namaku. Apa sebelumnya kita saling mengenal?" tanya pria itu dengan kedua alis yang saling bertaut. "Kebetulan banget kita bisa ketemu di sini. Perkenalkan aku Alexa, apa kau tidak ingat?" Alexa coba membuat Nick mengingat dirinya, walau pada akhirnya usahanya gagal. Nick yang merasa tidak mengenal Alexa, hanya menampilkan raut wajahnya yang datar. Bahkan saat ini pria berwajah tampan itu terlihat kebingungan dengan sosok wanita yang saat ini kelihatan sok akrab kepadanya. "Maaf, saya tidak ingat siapa kamu!" Jawaban yang terlontar dari mulut Nick, membuat kedua mata Alexa seketika memipih dengan sorot yang tajam. Ia pun mencoba berpikir keras untuk menemukan jawaban, kenapa Nick bisa melupakan pertemuan pertama mereka semalam. "Apa karena dia orang sibuk yang bertemu dengan banyak wanita setiap harinya, makanya dia melupakanku. Lagian aku ini kenapa sih terlalu banyak berharap, padahal aku memang bukanlah siapa-siapa yang penting untuk diingat olehnya!" batin Alexa yang merasa sangat kecewa kepada Nick. "Eh maaf tuan, sepertinya saya salah orang. Saya permisi!" ucap Alexa yang langsung bergegas pergi meninggalkan pria itu. "Aneh, sekali kenapa wanita itu pergi begitu saja ya?" tanya Nick yang merasa sangat heran dengan kemarahan wanita itu yang menurutnya sangatlah tak beralasan. Alexa terus melangkah keluar dari outlet sambil menahan rasa malu yang saat ini tengah menyelimuti dirinya. "Lupakan, lupakan, lupakan! Aku tidak boleh memikirkan pria itu lagi. Dia saja tidak mengingatku untuk apa aku mengingat tentang dia lagi!" gerutu Alexa di dalam hatinya selama perjalanan menuju restoran. Sesekali kaki Alexa menendang udara untuk melampiaskan segala emosi yang membuncah dalam dirinya. Bersambung✍️
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN