bc

Nick Dan Alexa

book_age18+
1.1K
IKUTI
8.5K
BACA
arrogant
mafia
sweet
serious
mystery
brilliant
genius
ambitious
first love
like
intro-logo
Uraian

Menikah dan hidup bahagia adalah impian sederhana yang dimiliki oleh Alexa, awal pertemuan yang dimulai dari pertolongan Nick di sebuah bar, menjadikan hubungan keduanya terus berlanjut hingga akhirnya Nick menemukan sebuah kenyamanan dalam diri Alexa, walau awalnya Alexa merasa Nick tak pernah menganggap pertemuan pertama mereka istimewa. Namun, pada akhirnya Alexa mengetahui segala sesuatu tentang Nick dari Dave asisten Nick Carter bahwa Tuannya itu menderita amnesia anterograde. Sebuah penyakit yang membuat Nick melupakan sosok Alexa yang telah ditemuinya. Namun, berkat bantuan Dave, akhirnya Alexa dan Nick bisa mencapai ke jenjang pernikahan. Kebahagiaan yang diharapkan Alexa mendapat gangguan dari Jessy yang tak terima dengan kegagalan pertunangannya dengan Nick yang lebih memilih Alexa daripada dirinya.

"Kenapa Jessy harus hadir di dalam pernikahanku ini? Bahkan dia sampai menjadi diriku?"

Ikuti kisahnya yang akan dibalut dengan action dan cerita penuh intrik di dalamnya.

Follow i********: Author juga : ekapradita_87

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1
Selamat membaca! Tampan dan berkarisma, adalah dua kata yang mewakili penampilan seorang pria yang bernama Nick Carter. Pria muda yang saat ini menjabat sebagai CEO di RX Corporate. Namun, berbeda dari kebanyakan CEO yang arogan, Nick terkenal ramah dan sangat sopan terhadap siapapun. Itulah alasan kenapa pria itu banyak digilai oleh para wanita yang tak sungkan untuk memujinya karena begitu kagum dengan kepribadian Nick. Nick adalah anak tunggal dari Ted Carter yang menikahi seorang model cantik berdarah Perancis. Ibunda Nick bernama Angelica Carter, saat ini sudah berusia 45 tahun, selisih 5 tahun dengan sang suami. "Dad, malam ini aku ada meeting penting, sepertinya aku akan pulang larut malam," ucap Nick sambil meraih sebuah apel dan langsung duduk di salah satu kursi meja makan. "Oke tidak apa-apa, yang penting Dave selalu menemanimu 'kan?" tanya sang ayah yang sangat tenang, jika putranya ditemani oleh Dave di setiap pekerjaannya. "Pasti itu, Dad." Singkat Nick menjawab apa yang ditanyakan oleh ayahnya. Tak lama kemudian, Angelica yang baru saja turun dari lantai dua, langsung menghampiri meja makan untuk ikut bergabung dengan suami juga putranya. "Sayang, tapi malam nanti cuaca kurang baik untuk bepergian. Mommy melihat berita semalam mengenai prakiraan cuaca, pokoknya kamu harus hati-hati ya sayang!" ucap Angelica setelah menempati kursi kosong yang berada di sebelah suaminya. "Iya Mom, tenang saja ada Dave yang menemaniku nanti." Nick pun tersenyum untuk coba mengusir rasa cemas yang mulai terbaca dari nada suara Angelica. Setelah melihat senyum mulai mengembang di raut wajah sang ibu, kini Nick kembali melanjutkan aktivitas sarapannya. Hanya butuh waktu sekitar 20 menit, akhirnya Nick menyudahi sarapannya dan langsung bergegas untuk berangkat ke kantor. "Aku berangkat ya Mom, oke Dad," ucap Nick sambil mencium kedua pipi Angelica dan lanjut mencium punggung tangan kedua orangtuanya. "Hati-hati selalu ya sayang!" Angelica menatap kepergian putranya tanpa firasat apapun di dalam hatinya. Ia pun kini kembali melanjutkan aktivitas sarapannya dengan mulai mengambil dua lembar roti yang akan diolesi selai kacang di atasnya. Di halaman depan rumah, langkah Nick sudah disambut oleh suara teguran sang asisten pribadinya yang bernama Dave. "Selamat pagi, Tuan Nick," ucap Dave sambil membukakan pintu mobil untuk tuannya masuk. "Ya, selamat pagi juga Dave. Oh ya, kemana Andrew sampai kau harus menggantikan tugasnya?" tanya Nick setelah tak menemukan keberadaan supir pribadinya di dalam mobil. "Andrew sementara waktu cuti beberapa hari karena sakit, Tuan, jadi biar saya saja yang menggantikannya untuk mengendarai mobil ini." Nick pun tak banyak bertanya lagi, setelah mendengar jawaban dari Dave tentang supir pribadinya yang ternyata sedang cuti bekerja karena sakit. Ia hanya mengiyakan semua perkataan Dave, lalu mobil itu pun segera melaju meninggalkan pelataran rumah kediaman Carter. Sesampainya di pelataran lobi. Nick pun langsung keluar dari mobil sesaat setelah laju mobil terhenti. Pria tampan itu tak menunggu asistennya membukakan pintu mobil untuknya. Maklum saja jika Nick terlihat tergesa-gesa karena memang pagi ini, ia harus mempersiapkan materi untuk meetingnya nanti malam. Setibanya di dalam lobi kantor. Beberapa staf yang berpapasan dengan Nick menyapanya dengan hormat dan langsung dijawab oleh Nick dengan sebuah senyuman, hingga pria itu pun kini telah tiba di depan pintu lift. Tak memerlukan waktu lama bagi Nick untuk menunggu, pintu lift mulai terbuka. Namun, di saat Nick hendak masuk ke dalam lift, suara teguran dari seorang wanita yang bernama Angel Lorenz tampak menghentikan langkah kakinya diambang pintu lift. "Selamat pagi Tuan Nick." "Iya pagi Angel, ada apa?" tanya Nick kembali memutar tubuhnya dan dengan ramah menjawab panggilan sekretaris pribadinya itu. "Begini Tuan, nanti malam akan ada dua jadwal meeting, apa kita bisa membagi waktunya Tuan?" "Maksudmu?" tanya Nick dengan kedua alisnya yang saling bertaut. "Jadi meeting dengan Robson Corporate harus malam ini, soalnya Tuan Adams besok akan pergi liburan katanya Tuan." Nick coba memutar otaknya untuk membagi waktu, agar kedua meeting tersebut dapat berjalan secara bersamaan. Di saat pikirannya terus berkutat untuk mencari solusi dari apa yang sejak tadi dipikirkannya, tiba-tiba Dave datang mendekati mereka, hingga membuat pria itu mulai menemukan sebuah ide, agar ia bisa mengatasi masalah yang sejak tadi membuatnya cukup pusing memikirkannya. "Tenang Angel, begini saja, kau dan Dave pergilah meeting dengan Robson Corporate, mewakili aku, jadi biar aku sendiri yang akan meeting dengan Tuan Miller." "Bagaimana Dave?" tanya Nick menambahkan. Dave tak punya firasat buruk sedikit pun saat itu, hingga akhirnya ia mengiyakan segala rencana yang telah dipikirkan dengan sangat matang oleh Nick. Mereka bertiga pun telah sepakat, bersamaan dengan itu pintu lift terbuka dan ketiganya langsung masuk ke dalamnya. ()()()()() Pagi pun berganti siang, hingga sore hari menuntun waktu untuk beranjak menikmati gelapnya malam. Ya, saat ini sudah pukul 19.00, waktu dimana Nick berangkat menuju tempat meetingnya dengan mengendarai mobilnya seorang diri, tanpa asistennya yang di waktu bersamaan harus mewakili Nick untuk meeting dengan pimpinan dari Robson Corporate. Cuaca malam itu benar-benar seperti apa yang dikatakan oleh Angelica, cuaca ekstrim yang membuat seorang wanita cantik bernama Alexa sedang menepi di sebuah rest area karena cuaca buruk itu membuat pandangan matanya saat berkendara menjadi sangat terbatas. "Sampai kapan cuaca ekstrim ini akan berakhir, aku sudah sangat lelah." Tak berapa lama suasana yang hening, seketika pecah dengan suara yang keras sampai memekikkan setiap telinga yang mendengarnya. Suara yang berasal dari depan rest area langsung membuat beberapa orang berhamburan keluar dari ruangan untuk mendatangi asal suara yang terdengar seperti sebuah benturan mobil yang melaju dengan cepat. "Tampaknya ada kecelakaan mobil di depan sana, semoga saja tidak ada korban jiwa ya Tuhan." Alexa mengatupkan kedua tangannya lalu mengusap wajahnya dengan perlahan. Ia tak beranjak dari tempat duduknya, karena memang Alexa bukan tipe orang yang serba ingin tahu atas kejadian yang saat ini sedang terjadi, walau kejadian itu tidak terlalu jauh dari tempatnya berada. Setelah 1 jam menunggu akhirnya Alexa bisa melanjutkan perjalanannya kembali. Ia masuk ke dalam mobil dan mulai mengendarai mobilnya dengan perlahan melewati puing-puing badan mobil yang sudah berantakan di bahu jalan. "Berarti kecelakaan tadi itu sangat keras ya. Bagaimana nasib korbannya ya?" Mobil Alexa semakin menjauh dari rest area untuk menuju kembali ke apartemennya. ()()()()() Satu jam setelah proses evakuasi selesai dan kini korban kecelakaan mobil itu sudah berada di atas sebuah brankar yang terus didorong beberapa tim medis untuk menuju ruang operasi. "Gimana keadaan korban suster?" tanya seorang Dokter yang baru saja tiba, kepada salah satu suster yang masih sibuk mendorong brankar tersebut untuk masuk ke dalam ruang operasi. "Ada beberapa keretakan pada tulang kakinya Dok, tapi yang lebih parah lagi adalah benturan di kepalanya." "Baik, kita lakukan CT Scan lalu operasi harus segera dilakukan." Tim medis kembali melanjutkan langkahnya dengan tergesa untuk menuju ruang operasi. Sementara itu di area parkiran, Carter dan Angelica terlihat sangat terburu-buru memasuki lobi rumah sakit. Mereka mendapatkan kabar dari Dave yang sudah terlebih dulu tiba di rumah sakit, bahwa Nick mengalami kecelakaan di depan sebuah rest area. Angelica menangis terisak dan Carter coba untuk terus menenangkannya. Namun, usahanya selalu berakhir dengan kegagalan karena Angelica masih saja menangis dan malah semakin terisak. Melihat kerapuhan sang istri, Carter tetap menggenggam tangan Angelica yang saat ini terlihat melangkah dengan gontai menyusuri koridor rumah sakit. Keduanya saat itu benar-benar tak menyangka, jika anak semata wayangnya harus mengalami kecelakaan yang terbilang cukup parah. Setibanya di depan ruang operasi, Carter dan Angelica langsung duduk di sebuah kursi panjang yang tersedia di sana. "Aku enggak mau Nick sampai kenapa-kenapa Dad." Angelica terus menangis dalam dekapan suaminya yang masih terus melingkarkan tangannya pada tubuh sang istri untuk menjadi tempatnya bersandar. "Iya sayang, percayalah! Anak kita pasti akan baik-baik saja." Carter coba menenangkan istrinya yang terus menangis dengan menyebut-nyebut nama Nick yang saat ini masih dalam penanganan team medis. Tak lama kemudian, Dave tampak mendekat ke arah Carter. Carter pun langsung bangkit dan sejenak menjauhi Angelica untuk melakukan pembicaraan yang sangat serius. Ia tak mau jika Angelica mendengar semua ini dan akan mempengaruhi mentalnya yang saat ini benar-benar down. "Dave, aku yakin ini ada sebuah sabotase pada mobil yang dikendarai oleh Nick," geram Carter menahan amarah pada wajahnya yang kini tampak memerah dengan tangannya yang mengepal. "Saya akan selidiki masalah ini Tuan, tapi saya butuh waktu, secepatnya saya akan membuat tim investigasi untuk menyelidiki semua ini." "Secepatnya Dave! Aku tidak ingin masalah ini terlalu lama jika aku sudah tahu siapa pelaku di balik kecelakaan Nick, aku akan langsung habisi orang itu tanpa ada jejaknya sedikit pun!" Rahang wajah Carter semakin mengeras, dengan manik matanya yang kini memancarkan kilatan penuh kebencian yang begitu menakutkan, hingga membuat siapapun pasti akan bergidik ngeri saat melihatnya. "Tapi apa benar ini adalah sabotase, jika memang benar, siapa pelakunya? Kalaupun memang ada sepertinya orang itu bekerja juga di RX Corporate," gumam Dave menganalisa dengan penuh ketelitian. Bersambung✍️

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Fake Marriage

read
9.2K
bc

A Secret Proposal

read
377.6K
bc

A Million Pieces || Indonesia

read
83.2K
bc

Long Road

read
129.3K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
37.4K
bc

The Prince Meet The Princess

read
183.3K
bc

Escape from Marriage - Kabur dari Derita Pernikahan Kontrak

read
261.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook