Bab 7

1006 Kata
Selamat membaca! Keesokan harinya tepatnya pukul 9 pagi. Nick sudah terlihat tampan dengan stelan tuxedo yang dikenakannya. Ia memang sudah memiliki rencana untuk merayakan ulang tahun Angelica di sebuah hotel berbintang yang telah disiapkannya kemarin. Ya, lebih tepatnya Dave yang telah mempersiapkan segala sesuatunya dan Nick hanya tinggal menerima beresnya saja. Saat Nick sudah keluar dari apartemen, sosok Dave yang sudah menunggu tuannya di depan pintu langsung menyapanya dengan setengah membungkuk, tanda hormat kepada majikannya. "Selamat pagi, Tuan Nick." Dave menyapa dengan sangat ramah. Nick pun membalas teguran Dave tak kalah lebih ramah karena memang ia sudah menganggap Dave layaknya seperti saudara, walaupun hubungan mereka hanya sebatas asisten dan atasannya saja. "Pagi juga Dave. Jadi bagaimana persiapan di hotel? Apa sudah beres?" tanya Nick sambil terus melangkah untuk menuruni anak tangga. Sementara itu Dave dengan setia mengekor tepat di belakangnya. "Semua sudah beres, Tuan. Pihak hotel pun sudah bersiap dengan penyambutannya saat mobil kita tiba di sana," ucap Dave memberikan informasi kepada Nick yang langsung disambutnya dengan sebuah senyuman. "Kerja bagus, Dave. Kamu memang selalu bisa aku andalkan," jawab Nick sambil terus melangkah menuruni anak tangga. Setibanya di meja makan tempat yang memang selalu menjadi muara pertama saat dirinya tiba di lantai utama. Namun, saat dirinya baru saja tiba di sana, kedua matanya tak melihat keberadaan Angelica ataupun Ted Carter ditempatnya yang biasa mereka duduki. "Lho, kemana kedua orang awam untuk tuaku, Dave?" tanya Nick yang sudah mengedarkan matanya ke sekeliling ruangan. Namun, tetap saja tak berhasil menemukan keberadaan mereka. "Mungkin Tuan dan Nyonya belum ke bawah, Tuan," jawab Dave yang memang sejak tadi belum melihat keberadaan Angelica ataupun Carter di lantai utama saat dirinya tiba. "Coba Dave panggil mereka di atas!" titah Nick kepada asistennya yang langsung dijawab dengan sigap oleh Dave. Dave kini langsung menaiki anak tangga kembali untuk menuju lantai atas. Setelah beberapa menit kemudian, Dave terlihat sudah kembali menuruni anak tangga dan langsung menghampiri Nick yang memang masih menunggunya di ujung anak tangga. "Gimana Dave?" tanya Nick sesaat setelah asistennya itu berdiri di hadapannya. "Mereka tidak ada di kamarnya, Tuan," jawab Dave sambil mengedikkan bahunya. Nick yang mendengar jawaban dari Dave, seketika mengerutkan keningnya dalam dan berpikir keras kemana orang tuanya pergi sepagi ini. Padahal ini acara ulang tahun Angelica. Namun, keduanya malah tidak ada di rumah. "Kemana ya mereka? Coba aku telepon dulu, Dave." Nick pun mengambil ponsel dari saku tuxedonya dan mulai menghubungi kedua orang tuanya setelah Dave mengatakan bahwa mereka tidak berada di dalam kamarnya. Tak lama kemudian, sambungan telepon pun mulai tersambung dan Nick langsung melontarkan beberapa pertanyaan kepada sang ayah yang sudah menjawab panggilan teleponnya. "Dad, kau kemana?" tanya Nick dengan menautkan kedua alisnya. Ted Carter hanya terkekeh karena ia lupa memberitahu kepada putranya bahwa ia dan Angelica saat ini sudah berada di hotel tempat dimana kejutan ulang tahun untuk Angelica akan berlangsung. "Maafkan Daddy, Nick. Daddy, lupa memberitahukanmu kalau sejak semalam Daddy sudah mengajak Ibumu untuk menginap di hotel tempat kita akan memberi kejutan ulang tahun untuknya. Jadi kamu langsung saja ke hotel ya Dave," jawab Ted merasa tidak enak kepada putranya karena lupa memberitahu rencananya. Nick yang mendengar jawaban itu pun kini mulai tersenyum. "Okelah Dad, kalau begitu aku jalan ke sana ya. Oh ya, Mommy belum tahukan tentang kejutan ini?" tanya Nick kepada sang ayah. "Tenang saja Nick, sejak kemarin Daddy tidak memberitahu hal itu kepada Ibumu. Ya sudah hati-hati, kamu dengan Dave 'kan?" jawab Ted yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan karena ia masih trauma akan kecelakaan yang menimpa putranya di saat mengendarai mobilnya sendiri. "Tentu Dad, aku bersama Dave. Ya sudah kalau begitu, tunggulah di sana karena segala sesuatunya sudah aku atur. Oke Dad," ucap Nick sekaligus kalimat terakhir yang diucapkan sebelum sambungan telepon itu terputus. Kini Nick dan Dave langsung melangkah kaki mereka menuju mobil, dimana Andrew supir pribadinya sudah menunggu keduanya sejak tadi di pelataran rumah. Setelah tiba didalam mobil, Andreas pun langsung melajukan kendaraannya menuju sebuah hotel berbintang 5 yang berada di pusat kota London. ()()()()() Sementara itu, pagi ini Alexa sudah terlihat berada di kantornya. Setelah pertemuan kemarin dengan Jack dirinya jadi merasa canggung dengan perlakuan istimewa yang diberikan atasannya itu kepadanya. Bahkan saat pembahasan masalah meeting dengan RX Corporate usai, Jack sempat meminta Alexa untuk menemaninya di apartemen. "Aku dapat melihat raut wajah penuh amarah dari Tuan Jack, ketika aku menolak tawarannya, tapi aku itu 'kan hanya sekretarisnya saja dan bukan wanita panggilan yang bisa diajaknya untuk memuaskannya di ranjang. Ini sudah kelewatan, mungkin habis bulan ini aku akan mengajukan resign, lebih baik aku mencari pekerjaan di tempat lain saja daripada aku harus bekerja dengan atasan yang tidak bisa menghargai seorang wanita," gerutu Alexa penuh rasa kesal di dalam hatinya. Wanita itu pun kembali membaca materi meeting yang akan ia persentasikan pada meeting siang ini dengan RX Corporate dan Alexa masih belum mengetahui, bahwa pimpinan dari perusahaan itu adalah pria yang sempat membuat dirinya harus menahan rasa malu sewaktu di mall kemarin. Saat Alexa sedang fokus membaca materi meeting itu, tiba-tiba saja dering ponselnya berbunyi dan membuat wanita itu langsung meraih ponselnya untuk melihat siapa gerangan yang menghubunginya saat ini. "Tuan Jack, ada apa lagi dia?" tanya Alexa yang mulai cemas karena pasti pria itu akan membicarakan masalah kemarin, saat ia pergi begitu saja setelah menolak tawarannya untuk datang ke apartemennya. Walau rasa malas begitu menaungi pikirannya saat ini. Namun, pada akhirnya Alexa pun menjawab panggilan telepon itu. "Ya halo Tuan, ada yang bisa saya bantu?" ucap Alexa mengawali pembicaraan dengan atasannya. "Alexa, bisa ke ruangan saya sebentar!" titah Jack yang langsung memutus sambungan teleponnya sebelum Alexa menjawab perintahnya. "Mau apa lagi ya Tuan Jack itu? Kenapa sih dia bisa tidak seprofesional itu dalam bekerja? Apa dia tidak bisa menganggapku hanya sebagai pegawainya saja?" Alexa bangkit dengan rasa kesal yang terus mengiringi langkah kakinya untuk menuju ruangan Jack yang berada di seberang ruangannya. Perasaan risih yang sudah lama mengganggunya semenjak atasannya itu mulai menunjukkan rasa suka dan perhatian padanya. Sekalipun itu baik, tapi bagi Alexa, cinta adalah sesuatu yang tak bisa dipaksakan untuk ia rasakan. Bersambung✍️
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN