Bab 8

1229 Kata
Selamat membaca! Setibanya di depan ruangan Jack, pikiran wanita itu sudah benar-benar merasa canggung karena mengingat pertemuan kemarin harus berakhir dengan hal yang tak menyenangkan untuk keduanya. "Masuk!" titah Jack yang memang sudah menunggu kedatangan Alexa, setelah wanita itu mengetuk pintu ruangannya. Tak lama kemudian, pintu mulai terbuka dan Alexa pun terlihat masuk ke dalam ruangan dengan senyuman yang terkesan dipaksakannya. "Permisi, Tuan." Alexa terus melangkah hingga Jack mempersilahkannya duduk di sebuah kursi yang berada tepat di hadapannya. "Silahkan duduk, Alexa!" titah pria itu dengan senyum yang mengembang dari kedua sudut bibirnya. Alexa pun kini duduk sesuai dengan perintah dari Jack dan tanpa membuang waktu, wanita berparas cantik itu langsung bertanya mengenai alasan Jack memerintahkan untuk datang menemuinya. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Alexa dengan kedua alisnya yang saling bertaut, tentunya wanita itu tetap terlihat sopan dan ramah, walaupun terkesan sudah tidak nyaman bila bertatap muka dengan Jack. Terlebih dengan kejadian semalam saat di restoran. "Begini Alexa, saya ingin minta maaf soal tawaran saya semalam. Sungguh saya tidak ada maksud apa-apa, jadi apa kamu mau memaafkan saya? Saya janji tidak akan menawarkan hal yang bodoh seperti itu lagi. Walau saya harus mengakui, kalau memang saya sudah jatuh cinta sama kamu sejak pertama kali kamu bekerja di perusahaan ini, tapi saya paham betul, jika cinta itu tidak bisa dipaksakan. Kamu bebas memilih karena wanita secantik kamu, memang berhak untuk bahagia." Alexa yang memang telah mengetahui apa yang dirasakan oleh pria itu, hanya dapat mengulas senyuman dari kedua sudut bibirnya yang sempat beku tanpa ekspresi. "Terima kasih, Tuan Jack. Saya pasti memaafkan Tuan, Anda tidak perlu khawatir ya! Jika sudah tidak ada lagi keperluan, saya mohon pamit untuk kembali ke ruangan saya ya, Tuan." Jack yang mendengar jawaban dingin dari Alexa, hanya dapat menghela napas panjangnya karena permintaan maafnya diterima oleh wanita itu. "Silahkan, Alexa! Oh ya, jangan lupa meeting nanti persiapkan dengan baik ya." Alexa pun mengangguk patuh dan mulai beranjak dari posisi duduknya untuk keluar dari ruangan. Saat ini wanita itu merasa lega karena apa yang dikatakan oleh Jack hanyalah sebatas permintaan maaf dan tidak ada hal lain seperti apa yang ia takuti sebelumnya. "Untung saja, Tuan Jack hanya mengatakan itu. Padahal aku sudah ketakutan, jika dia akan marah padaku karena telah menolak perintahnya semalam. Belum lagi aku pergi tanpa pamit terlebih dahulu kepadanya," batin Alexa yang sudah membuka pintu ruangan dan keluar dari ruangan Jack dengan perasaan yang tak lagi gelisah. ()()()()()() Sementara itu di sebuah hotel berbintang 5, tepatnya di restoran mewah yang berada di dalam hotel tersebut. Tampak Nick dan juga Dave sudah terlihat berada di salah satu meja yang telah disiapkan oleh Nick untuk merayakan ulang tahun sang ibu. Saat ini tampak di atas meja, sebuah kue ulang tahun yang menjulang tinggi dengan nama Angelica di puncaknya benar-benar membuat kue ulang tahun itu tampak megah dan pastinya akan membuat siapapun yang menerimanya merasa bahagia. Tak berapa lama kemudian, sosok yang ditunggu-tunggu itu pun datang mendekat ke arah Nick dan juga Dave. Namun, dengan kedua mata yang telah ditutupi oleh sebuah kain hitam. Ya, saat itu Carter meminta Angelica untuk mengikuti langkahnya dengan mata tertutup. Walau dengan perlahan-lahan, akhirnya kini keduanya sudah tiba didekat Nick dan sampai detik ini juga Angelica masih belum mengetahui kejutan apa yang telah disiapkan oleh putra semata wayangnya itu. Setelah Carter memberikan kode kepada Nick lewat pandangan matanya, kini pria itu pun mulai menuntun Angelica untuk dapat menduduki salah satu kursi yang berada di samping meja itu. Posisi Angelica kini tepat berada di hadapan kue ulang tahunnya. "Sekarang kita sudah sampai, kamu sudah siap untuk membuka matamu?" tanya Carter dengan antusias. Perkataan yang terdengar dari mulut suaminya, membuat Angelica yang memang sejak tadi sudah tak sabaran untuk mengetahui kejutan apa yang saat ini ada di depan matanya, dengan cepat menjawab pertanyaan Carter. "Sudah sayang, cepat bukakan ikatan ini!" titah Angelica yang sudah dipenuhi rasa penasarannya. Carter pun mulai melepaskan ikatan yang menutup kedua mata Angelica sejak wanita itu keluar dari kamar hotelnya dan saat kedua matanya mulai terbuka, alangkah terkejutnya Angelica saat melihat sebuah kue raksasa terpampang jelas di depan matanya disertai dengan lagu selamat ulang tahun yang mulai terdengar memenuhi seisi restoran yang memang telah di booking hanya untuk acara Angelica. "Nick, Dave, kalian datang ke sini." Angelica begitu lirih karena merasa tak sanggup lagi untuk dapat mengungkapkan rasa bahagia yang tengah membuncah dalam dirinya. Kebahagiaan yang sampai membuat bulir air mata berlinangan, hingga membasahi kedua wajahnya. "Mom, ayolah jangan menangis, Mom!" Nick merasa cemas ketika melihat ada bulir kesedihan yang menetes dari kedua sudut mata dari wanita yang sangat dicintainya itu. "Maafkan Mommy, Nick, tapi ini air mata kebahagiaan. Mommy, bahagia karena di usia Mommy yang sekarang ini, Mommy masih diberi usia untuk dapat bersama kalian dan satu yang Mommy impikan adalah memiliki cucu darimu, Nick." Perkataan Angelica sungguh membuat Nick merasa harus mengabulkan permintaan sang ibu. Terlebih Angelica mengatakan semua itu dengan penuh kesungguhan. "Mom, aku pasti akan segera menikah Mom, jika aku sudah menemukan wanita yang tepat untuk hidupku dan saat ini aku masih belum menemukannya, Mom," ucap Nick dengan penuh senyuman. "Sudahlah Angelica, nanti kita bahas lagi masalah itu. Sekarang ayo tiup dulu lilinnya dan ucapkan permohonanmu di dalam hati!" titah Carter sambil mengusap punggung Angelica yang berada di sampingnya dengan penuh kelembutan. Mendengar perintah dari suaminya, kini Angelica kembali memejamkan matanya dengan posisinya yang sudah berdiri untuk dapat meniup lilin yang sudah berpijar pada kue ulang tahun ini. Lilin yang tampak mengelilingi kue itu dan membuatnya terlihat sangat indah. "Ya Tuhan, aku ingin kebahagiaan untuk putraku. Aku ingin dia menemukan wanita yang tepat untuk dapat mendampinginya dan terima kasih karena Nick telah lolos dari musibah kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya itu. Jagalah putraku dan lindungilah selalu," batin Angelica dengan doa yang penuh kesungguhan. Selesai berdoa, Angelica pun meniup seluruh lilin yang berada di atas kue itu dan tepuk tangan yang meriah pun mulai terdengar di sana. "Selamat ulang tahun ya sayang, semoga kamu selalu bahagia ya." Carter memberi ucapan selamat dengan mencium kenang istrinya dengan lembut. Sebuah ciuman yang membuat rona merah mulai timbul di kedua pipi Angelica. "Terima kasih ya sayang. Terima kasih karena selama ini telah menjadi suami yang baik dan sempurna untukku." Suasana haru yang tercipta di antara kedua orang tuanya membuat Nick berdeham dan seketika keduanya langsung menoleh ke arah putranya itu. "Mom, Dad, please ini 'kan ada Dave," protes Nick kepada kedua orang tuanya. Setelah Carter memberi ucapan selamat, kini giliran Dave yang juga memberikan selamat kepada majikannya itu. "Selamat ulang tahun ya, Nyonya Angelica. Semoga di usia Anda yang sekarang ini, kebahagiaan selalu menyertai hidup Anda." "Terima kasih ya, Dave. Terima kasih juga karena kamu selalu menemani dan menjaga anak kesayangan saya." "Sudah tugas saya, Nyonya. Lagipula saya sangat senang bisa dipercaya untuk bekerja menjadi asisten Tuan Nick." Nick yang mendengar pernyataan dari Dave, langsung menepuk punggung asistennya itu dan merangkul pria yang sudah dianggapnya seperti saudaranya sendiri. Baginya Dave bukan hanya seperti asisten saja, tapi sudah seperti keluarga untuknya. "Terima kasih ya Dave, saya juga merasa bangga memiliki asisten yang hebat sepertimu, Dave." Suasana yang saat itu penuh rasa haru, seketika pecah saat kehadiran seorang wanita yang datang mendekati mereka semua. Wanita dengan dress berwarna merah yang membuat penampilannya terlihat elegan. "Jessy," ucap Nick saat melihat kedatangan wanita yang memang ingin dijodohkan olehnya. Wanita pilihan Angelica karena kedekatannya dengan orang tua Jessy. ()()()()() Bersambung✍️
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN