Siapapun yang melihat wajahku pasti akan mengatakan pucat pasi tak berdarah. Walau saat ini aku sedang berada di tempat yang gelap entah dimana. Yang pasti ini adalah sebuah kebun. Ada banyak campuran tanaman palawija. Bagas telah menyelamatkanku namun sekaligus dia juga hampir saja membunuhku. Untung saja jantung yang kupakai saat ini bukan buatan China. Terjamin keaslian dan kekuatannya. Walau saat menerima kejutan tadi sempat sesak dan susah dipakai bernapas. "Untung ada gua!" seru Bagas merasa jadi pahlawan. Aku hanya memalingkan wajah menatapnya seraya memakai kembali pakaian yang dari tadi hanya aku tenteng. Napasku masih sedikit ngosngosan, sementara Bagas terus nyerocos bercerita kronologis kejadian yang tidak sepenuhnya aku simak karena nyawaku belum sepenuhnya terkumpul. Sebe