"Semua yang di katakan Samuel memang benar." Sudah berdiri di hadapan Freya. "Maaf karena telah menutupinya darimu," sambung Zyan. Freya tersenyum getir. Buru buru dia menyeka air mata yang masih membasahi pipinya. Dia tidak akan sudi jika suaminya melihat air matanya, bisa bisa Zyan tertawa puas melihat Freya yang lemah. "Kamu pikir aku percaya begitu saja denganmu?" Menaikkan sudut alisnya. "Sudah cukup, mas. Aku enggak mau dengar alasan apa pun sampai semua terbukti nyata." "Justru itu aku sedang mengumpulkan semua buktinya, setelah itu a-" "Cukup mas. Aku enggak peduli. Lagi pula, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalian berdua di dalam kamar sore itu." Jika mengingat kejadian sore itu, rasanya Freya ingin sekali memaki Zyan. "Kebetulan sekali, karena kamu sudah sadar, sila