“Pelankan suaramu, Felis.” Alvin menahan nada suaranya. Pria itu menyapu ruangan dengan sepasang matanya. “Kamu bikin kita jadi tontonan.” “Aku nggak peduli!” Bukannya menurut, Felicia yang sudah dikuasai emosi justru semakin menaikkan nada bicaranya. “Kalian berdua yang bikin aku marah.” Lalu Felis menoleh ke arah Naira. “Aku pikir kamu sahabatku, Na. Tapi kamu malah deketin tunanganku.” “Kamu salah paham, Fel. Aku nggak deketin Alvin. Aku cari kamu buat pamitan.” “Halah alasan. Aku tahu sebenarnya kamu suka sama Alvin. Dari dulu sampai sekarang.” “Felis … berhenti.” Alvin menarik sebelah tangan Felicia sambil menatap tajam tunangannya tersebut. “Lepas, Vin. Lepas!” Pertengkaran dua orang pemilik acara itu membuat suasana yang sebelumnya cukup hening berubah seketika. “Wah … pelako